REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tercatat pada 30--31 Agustus 2020 atau dua hari berturut-turut, kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai angka di atas 1.000 orang. Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Pusat, Erizon, menanggapi data tersebut. Menurutnya, angka tersebut muncul lantaran pemerintah tengah gencar melakukan tes usap atau swab test Covid-19.
Erizon berujar, data positif Covid-19 bisa saja turun jika tes usap tidak digencarkan oleh pemerintah. "Bisa saja kalau mau menurunkan data positif Covid-19 di Jakarta Pusat, misalnya, ya turunkan saja jumlah swab tesnya," kata dia, saat dihubungi, Selasa (1/9).
Namun, lanjut Erizon, bukan itu yang ingin dicapai oleh pemerintah. Menurutnya, pemerintah membutuhkan data yang akurat dan tepat untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat. Seperti kebijakan memutuskan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi fase satu yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PPID DKI, pada 30 Agustus 2020, terdapat 1.114 kasus positif Covid-19. Adapun, pada 31 Agustus 2020, terdapat 1.029 kasus positif Covid-19.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melalukan tes swab terhadap 56.815 orang. "Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 56.815," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, Senin (31/8).
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 8.569 orang yang masih dirawat atau isolasi. Jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai kini sebanyak 40.309 kasus. Dari jumlah tersebut, total 30.538 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 75,8 persen.
"Total 1.202 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3,0 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 4,2 persen," terang Dwi.