Selasa 01 Sep 2020 16:12 WIB

Untung Rugi Perpisahan Amien Rais dan PAN

PAN reformasi akan kesulitan jika hanya andalkan popularitas Amien Rais

Sosok Amien Rais dinilai pengamat sebagai beban bagi PAN karena komentarnya sering berseberangan. Di sisi lain, niat pembentukan partai baru bisa jadi ajang pembuktian popularitas Amien Rais.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sosok Amien Rais dinilai pengamat sebagai beban bagi PAN karena komentarnya sering berseberangan. Di sisi lain, niat pembentukan partai baru bisa jadi ajang pembuktian popularitas Amien Rais.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar

"Saya sudah tidak di PAN sama sekali, saya sudah dikeluarkan oleh anak buah saya karena berbeda prinsip.”

Baca Juga

Begitu pengakuan sang pendiri partai berlambang matahari, Amien Rais, dalam video yang diunggah oleh Ustaz Tengku Zulkarnain. Perbedaan prinsip, klaim Amien, menjadi salah satu alasan ia dikeluarkan dari PAN.

Ia sesungguhnya berharap agar partainya menerima kekalahan pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, dan menjadi oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. Tetapi, PAN justru dilihatnya melakukan hal sebaliknya.

Kepengurusan Zulkifli Hasan bak mengemis posisi di Kabinet Indonesia Maju. "Misalkan nekat saja, itu kita hadapi dengan ksatria. Kemudian jangan merengek-rengek semua sowan ke istana, mengemis-ngemis, itu memalukan sekali," ujar Amien.

Kemudian muncul kabar Amien akan membentuk partai baru. Mantan Ketua DPP PAN, Agung Mozin, membenarkan hal tersebut. Mantan Ketua MPR itu akan mendeklarasikan partai baru pada Desember mendatang.

Namun, ia masih enggan menyebutkan nama partai baru tersebut. “Deklarasi di Jakarta Insya Allah, nama partai belum. Paling lambat Desember sedang dipersiapkan oleh Pak Putra Jaya untuk administrasinya,” ujar Agung.

Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari menilai bahwa PAN dan Amien akan merugi jika berpisah. Pasalnya, Amien merupakan sosok yang belum tergantikan di partai yang lahir pada 23 Agustus 1998 itu.

Tapi elektabilitas Amien juga dinilai tidak cukup untuk mendongkrak partai yang beberapa kali disebut PAN Reformasi. Itu terlihat dari perolehan suara Amien dalam Pilpres 1999 dan 2004.

“Popularitas Pak Amien Rais itu paling moncer itu pada tahun 99, itupun hanya dapat sekitar 7 persen. Tahun 2004, bahkan capres PAN dapet 6 persen,” ujar Qodari kepada Republika.

Amien memang merupakan salah satu tokoh reformasi, namun pesonanya semakin turun setiap tahunnya. Apalagi, Qodari menyebut masyarakat lebih mengenal Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh reformasi sesungguhnya.

“Di mata masyarakat tokoh reformasi yang melawan Soeharto itu sesungguhnya nomor satu adalah Megawati. Maka dari itu PDIP mendapatkan 33 persen (pada Pemilu 1999),” ujar Qodari.

Ia sendiri masih belum melihat keseriusan Amien dan loyalisnya membentuk partai baru, yang diklaim akan dideklarasikan pada akhir tahun 2020. Tetapi jika terwujud, partai tersebut dinilainya sebagai eksperimen politik dari mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.

“Eksperimen politik yang benar-benar menarik apabila Amien Rais benar-benar membentuk partai politik baru, kemudian bertarung melawan PAN di Pemilu 2024,” ujar Qodari.

Sedangkan bagi PAN, Amien dinilainya sebagai aset. Sebab tak dapat dipungkiri, nama PAN dikenal masyarakat karena peran Amien bersama pendiri lainnya dalam memperjuangkan reformasi.

Beban bagi PAN, karena Amien kerap berseberangan dengan pengurus partai, khususnya dengan Zulkifli Hasan yang saat ini memimpin periode 2020-2025. Pernyataan Amien terkadang menjadi penghalang PAN untuk bergabung dengan pemerintahan.

“Pak Amien Rais juga menjadi beban karena sebenarnya popularitasnya itu terbatas. Buktinya pertama PAN pada pemilu 99, pemilu pertama yang diikuti oleh semua partai politik, perolehan suaranya hanya sekitar 7 persen, dan terus menurun di pemilu berikutnya,” ujar Qodari.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati mengusulkan agar keduanya segara berdamai. Sebab, konflik antara Amien dan PAN merupakan masalah internal yang harus segera diselesaikan.

“Pak Amien saat ini hanya populer di kalangan konservatif ketimbang semua pihak. Lahirnya partai baru bukan pula merespons situasi nasional, namun lebih pada perpecahan elite internal,” ujar Wasisto.

Jika Amien dan loyalisnya tetap memaksakan diri untuk mendirikan partai, mereka dinilai akan sulit bersaing di Pemilu 2024. Karena sosok Amien masih sangat melekat dengan PAN, ditambah dengan terus menurun keterkenalannya.

“Sulit mengandalkan ketokohan Pak Amien, PAN Reformasi diperkirakan akan senasib dengan PBB, PBR, dan Partai Idaman yang mengandalkan satu sosok saja,” ujar Wasisto.

Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, menegaskan bahwa Amien masih merupakan bagian dari PAN. Ia yang pernah menjadi tim sukses Amien pada Pilpres 2004 itu yakin pembentukan partai baru tidak akan terwujud.

PAN, kata Eddy, masih membutuhkan peran Amien dalam menghadapi kontestasi berikutnya. Karena ia tak dapat memungkiri, banyak pendukungnya berpindah ke partai lain yang membuat suara PAN terus menurun.

“Kita berharap partai ini tetap akan menyuarakan Islam modern moderat, kita tetap berada di jalur tengah. Jadi dengan didukung oleh mantan ketua umum ini akan menambah daya juang kita,’ ujar Eddy.

Dalam perayaan HUT ke-22 PAN, Ketua Dewan Kehormatan Soetrisno Bachir berharap Amien tetap berada di partai. Meskipun mantan Ketua MPR itu, diketahui tak lagi memiliki posisi di struktur kepengurusan PAN periode 2020-2025.

Selain itu, ia meminta Amien Rais tak lagi mempermasalahkan kepengurusan di era Zulkifli Hasan. "Kami mengharapkan Prof Dr. Amien Rais pendiri PAN selalu bersama-sama kita untuk membawa PAN lebih besar dari sekarang," ujar Soetrisno, Ahad (23/8).

Dalam acara yang sama, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Amien Rais yang diketahui sebagai pendiri partai. Ia mengatakan, Amien merupakan sosok yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia dan PAN. Semangat dan kerjanya saat menjabat sebagai Ketua MPR dan posisi strategis lainnya, disebut Zulhas berdampak positif bagi kehidupan bangsa saat ini.

Meski kerap berbeda pandangan terkait banyak hal, Zulhas mengatakan bahwa PAN dan mantan Ketua PP Muhammadiyah itu memiliki tujuan yang sama. Khususnya, perjuangan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

“Kita doakan Pak Amien selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, dan terus memberikan pengabdian kepada bangsa dan negara,” ujar Zulkifli.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement