REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah kasus positif Covid-19 klaster santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi terus bertambah. Karena itu, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jawa Timur pun melakukan pendampingan.
Namun, Ketua Umum Pimpinan Pusat RMI PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin yang akrab disapa Gus Rozin yakin Pesantren Blokagung sudah sangat mampu mengkonsolidasi untuk menghadapi Covid-19. Menurut dia, RMI Jatim juga sudah melakukan pendampingan terhadap pesantren yang didirkan KH Mukhtar Syaf’at tersebut.
“Blokagung sudah sangat mampu mengkonsolidasi sumber daya secara luar biasa dalam menghadapi penularan di pondok. RMI Jatim melakukan pendampingan,” ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (1/9).
Menurut Gus Rozin, salah satu pengasuh Blokagung juga merupakan pengurus RMI Banyuwangi. Karena itu, menurut dia, pondok pesantren Blokagung akan bisa mengkomunikasikan dengan pihak-pihak terkait untuk menghadapi Covid-19.
“Salah satu pengasuh blokagung juga pengurus RMI Banyuwangi,” kata Gus Rozin.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 juga telah menerjunkan 40 dokter ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi pada 30 Agustus 2020.
Puluhan personel petugas medis itu dibantu petugas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan (Dinkes) Pelabuhan (KKP) Probolinggo, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur.
"Menurut Dokter Rio (Widji Lestariono) juru bicara GTTP Covid-19 selaku Kepala Dinkes Banyuwangi, bahwa para petugas medis selain melaksanakan swab, juga mengarantina para santri, dan penyemprotan disinfektan di lingkungan pondok pesantren," kata Waryono kepada Republika, Senin (31/8).
Waryono mengatakan, hingga Ahad (30/8) klaster Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 539 santri dari 624 santri yang diswab. Sedangkan akumulasi jumlah di Kabupaten Banyuwangi berjumlah 771 orang, sembuh 84 orang, dan meninggal 10 orang.