Selasa 01 Sep 2020 16:50 WIB

 Sungai Lae Cinendang Meluap, Aceh Singkil Terendam Banjir

Daerah dapat melakukan mitigasi bencana dan mengambil tindakan yang dianggap perlu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Warga bermain dengan banjir di depan rumahnya di Aceh.
Foto: Antara/Rahmad
Warga bermain dengan banjir di depan rumahnya di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi yang terjadi sejak Ahad (30/8) sampai Selasa (1/9) menyebabkan Sungai Lae Cinendang di Kabupaten Aceh Singkil, meluap. Akibatnya, sebanyak kurang lebih 90 unit rumah terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-70 sentimeter.

"Selain itu, banjir juga menyebabkan 90 KK di tiga desa terdampak," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (1/9).

Rincian warga yang terdampak meliputi 63 KK di Desa Ujung Limus, sebanyak 17 KK di Desa Lae Riman dan ada 10 KK di Desa Tanjung Mas. Dia mengutip laporan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil, ruas jalan antar kabupaten sempat terendam air. Namun kondisi masih dapat dilalui dan banjir berangsur surut di beberapa titik. 

Dia mengklaim, TRC BPBD Kabupaten Aceh Singkil terus melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan melakukan evakuasi korban serta barang milik warga. Hingga siaran pers ini diturunkan, dia mengaku, belum ada laporan mengenai korban jiwa atas bencana tersebut. Masyarakat terdampak juga bertahan di rumah masing-masing.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan prakiraan cuaca hingga Selasa (2/9), bahwa sebagian besar wilayah Aceh masih berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Selain Aceh, sejumlah wilayah lain yang juga berpotensi terjadi hujan lebat meliputi Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi tengah dan Sulawesi Tenggara.

Kemudian Sumatara Utara, Sumatara Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua. 

"Melihat adanya dampak dari bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan hasil prakiraan cuaca dari BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan di daerah dapat melakukan upaya mitigasi bencana dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement