REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan uji coba angkutan umum berbasis Bus Rapit Transit (BRT) koridor Terminal Tirtonadi-Sangiran-Sumberlawang PP mulai Selasa (1/9). Selama sembilan hari, masyarakat bisa menikmati bus tersebut secara gratis pada 1-9 September 2020.
Koridor Terminal Tirtonadi-Sangiran-Sumberlawang dijalankan untuk mendukung kawasan stategis pariwisata nasional (KSPN) Sangiran. Panjang rute di koridor tersebut sepanjang 34,9 kilometer. Rute tersebut melintasi tiga kota/kabupaten yakni Solo, Karanganyar dan Sragen.
"Mulai hari ini Bus Trans Jateng mulai beroperasi melayani rute Solo-Sragen. Mulai terminal Tirtonadi melewati Sangiran berakhir ke Terminal Sumberlawang," kata Koordinator Layanan Trans Jateng koridor Solo-Sumberlawang, Rahmat Endratmoko, kepada wartawan di acara soft launching Trans Jateng koridor Tirtonadi-Sangiran-Sumberlawang di Pintu Keluar Timur Terminal Tirtonadi Solo, Selasa (1/9)
Rahmat menyebut, pada hari uji coba tersebut Trans Jateng beroperasi mulai pukul 10.00-16.00 WIB. Kemudian, hari selanjutnya akan beroperasi mulai pukul 05.00-18.00 WIB. Dari Terminal Turtonadi, Trans Jateng akan berhenti di beberapa halte, seperti SMK Muhammadiyah Gondangrejo, MAN 3 Sragen, Kecamatan Kalijambe, SMKN 1 Kalijambe, Sangiran, Puskesmas Kalijambe, SMPN 1 Gemolong, SMAN 1 Sumberlawang, SMPN 1 Sumberlawang, dan berakhir di terminal Sumberlawang. Rute sebaliknya dari Sumberlawang juga akan berhenti di halte-halte tersebut. Di titik-titik halte tersebut sudah disediakan shelter permanen untuk calon penumpang.
Sementara ini, ada 14 armada Trans Jateng yang beroperasi di koridor tersebut. Setelah sembilan hari digratiskan, selanjutnya penumpang akan dikenakan tarif yang terbilang murah. Tiket normal untuk buruh, pelajar, dan veteran Rp 2.000 per penumpang, sedangkan tiket umum Rp 4.000 per penumpang. Interval waktu kedatangan bus 20 menit sekali.
"Tujuannya untuk memberikan pelayanan transportasi murah dan nyaman untuk masyarakat, serta untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Harapannya masyarakat beralih dari transportasi pribadi ke umum. Selain itu juga untuk mengangkat potensi wisata di Sangiran," ucap Rahmat.
Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro, untuk tahap awal layanan Trans Jateng, jumlah armada ada 14 bus. Setiap bus memiliki kapasitas 40 orang. Namun, di masa pandemi Covid-19 ini jumlah penumpang dibatasi maksimal 20 orang.
"Harapannya dengan operasional ini bisa memberikan layanan kepada masyarakat yang aman, lancar, dan dari sisi kesehatan terpenuhi," ungkap Henggar.