Selasa 01 Sep 2020 16:45 WIB

Karena Ketidakjujuran Pasien, 8 Dokter Terpapar Covid-19

Sebaiknya memang masyarakat lebih peduli dengan berkata jujur saat memiliki gejala.

Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat selama pandemi Covid-19 berlangsung telah ada delapan dokter yang terpapar Covid-19. Hal ini karena ketidakjujuran pasien dalam memaparkan gejala dan riwayat perjalanan.

"Ada delapan dokter yang kita catat terkonfirmasi COVID-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, Selasa (1/9).

Ia mengatakan, rata-rata dokter yang terpapar COVID-19 tergolong sebagai pasien tanpa gejala. "Rata-rata tanpa gejala, dan saat ini sudah banyak yang selesai menjalani isolasi, selain itu diharapkan jangan sampai bertambah," kata dia.

Menurutnya, setelah melakukan analisa mendalam penyebab penyebaran Covid-19 kepada tenaga kesehatan termasuk dokter terjadi akibat ketidakjujuran pasien. Pihaknya sudah lihat dan analisa, sebenarnya alat pelindung diri yang digunakan dokter tentu sudah sesuai standar.

"Namun ternyata bukan itu permasalahannya melainkan ketidakjujuran pasien," ujar dia.

Ia mengharapkan masyarakat jujur memberitahukan riwayat perjalanan, berkontak erat dengan siapa, serta gejala yang dirasakan. Diharapkan masyarakat jujur kepada dokter mengenai keadaannya, jangan ada yang ditutupi sebab dengan jujur bisa menyelamatkan banyak orang termasuk tenaga kesehatan.

"Dalam menyelesaikan pandemi ini perlu kerjasama semua pihak salah satunya masyarakat," kata dia.

Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Neza, salah seorang tenaga kesehatan di Provinsi Lampung. "Sebaiknya memang masyarakat lebih peduli dengan tenaga kesehatan, dengan cara berkata jujur saat memiliki gejala ataupun riwayat perjalanan dari daerah terjangkit," ujar Neza.

Menurutnya, Covid-19 janganlah dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, sehingga penuturan jujur mengenai gejala dan riwayat perjalanan dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberi diagnosis serta perawatan secepatnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement