Selasa 01 Sep 2020 17:32 WIB

Korsel Tingkatkan Stimulus Ekonomi Akibat Covid-19 Memburuk

Korsel mengambil upaya pembatasan lebih ketat untuk menekan Covid-19

Red: Nur Aini
 Sebuah tanda di halte bus di Stasiun Seoul mengumumkan pengurangan layanan bus larut malam sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona baru, di Seoul, Korea Selatan, 31 Agustus 2020.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Sebuah tanda di halte bus di Stasiun Seoul mengumumkan pengurangan layanan bus larut malam sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona baru, di Seoul, Korea Selatan, 31 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Upaya yang diberlakukan di Korea Selatan untuk mengurangi lonjakan kasus Covid-19 akan merugikan ekonomi terbesar keempat di Asia, pemerintah memperingatkan pada Selasa (1/9), setelah pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya diberlakukan di Seoul dan daerah sekitarnya.

Perekonomian Korea Selatan menyusut 3,2 persen pada periode April-Juni dari kuartal sebelumnya, data bank sentral yang direvisi menunjukkan, kontraksi paling tajam sejak kuartal terakhir tahun 2008. Ekspor Korea Selatan pada Agustus lalu merosot, memasuki bulan ke enam berturut-turut.

Baca Juga

Pemerintah mengumumkan rencana untuk meningkatkan pengeluaran secara agresif selama beberapa tahun ke depan dan mengatakan siap untuk meningkatkan dukungan kebijakan jika tingkat infeksi memburuk secara signifikan.

"(Beberapa) penurunan tidak bisa dihindari dalam ekonomi riil karena langkah-langkah pencegahan yang diperketat," kata Wakil Menteri Keuangan Kim Yong-beam.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Korea Selatan, pemerintah pada hari Jumat membatasi pengoperasian restoran, kedai kopi, gereja, dan klub malam. Sebagian besar sekolah umum telah diperintahkan untuk ditutup.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea melaporkan 235 kasus baru Covid-19 pada tengah malam Senin, sehingga total negara itu menjadi 20.182 kasus dan 324 kematian. Kasus harian telah turun sedikit selama lima hari berturut-turut, meskipun kasus berjumlah ratusan selama hampir tiga minggu ketika gelombang kedua infeksi menyapu Seoul yang padat penduduk dan menyebar ke seluruh negeri.

Untuk mengatasi kemerosotan ekspor dan sektor ritel, pemerintah berencana untuk meningkatkan pengeluaran untuk kesejahteraan dan pekerjaan sebesar 10,7 persen, dan mengalokasikan 11,9 persen lebih banyak untuk proyek infrastruktur sosial. Bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada Kamis, tetapi menurunkan prospek pertumbuhan tahun 2020 secara signifikan.

Bank Korea mengatakan produk domestik bruto kemungkinan akan menyusut 1,3 persen pada tahun 2020, kontraksi terbesar dalam lebih dari dua dekade, dari perkiraan sebelumnya untuk penurunan 0,2 persen. Dalam pukulan terbaru terhadap aktivitas ekonomi, seorang pelempar bisbol liga kelas bawah dinyatakan positif terkena virus corona pada Senin, menimbulkan keraguan pada sisa musim olahraga tersebut, kantor berita Yonhap melaporkan.

Pada akhir Juli, penggemar diizinkan untuk menghadiri pertandingan bisbol dalam jumlah terbatas. Tetapi dengan meningkatnya jumlah infeksi, stadion sekali lagi ditutup untuk penggemar pada pertengahan Agustus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement