REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Batu tengah melacak kontak erat dari santri terkonfirmasi positif Covid-19 di Izzah International Islamic Boarding School, Kota Batu, Jawa Timur. Sejauh ini tiga santri telah melakukan tes usap (swab test) lalu menjalani isolasi sejak 23 Agustus lalu.
"Sedangkan untuk kontak erat keluarga sedang dikoordinasikan dengan Dinkes Surabaya," kata Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Batu, M Chori kepada wartawan, Selasa (1/9).
Menurut Chori, tiga santri sebenarnya telah melakukan uji cepat (Rapid Test) dengan hasil nonreaktif. Namun karena yang bersangkutan memiliki kontak erat dan mengalami beberapa gejala, maka dilakukan tes usap. Hasil tes usap ketiganya belum keluar sampai saat ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Batu, Eny Rachyuningsih, kasus Covid-19 ini bermula dari seorang santri kelas IX. Santri asal Surabaya tersebut sesungguhnya telah memperoleh hasil nonreaktif sebelum berada di ponpes. Yang bersangkutan juga telah melaksanakan karantina selama 14 hari.
"Dia pun telah kembali dilakukan rapid test dengan hasil sama," ucapnya.
Empat hari setelah mengikuti kegiatan di pondok, santri dilaporkan mengalami pilek. Yang bersangkutan mengaku alergi saat ditanyai guru terkait hal tersebut. Namun pada 22 Agustus, orang tua memaksa santri untuk pulang sehingga sekolah pun mengizinkan.
Setelah dijemput orang tuanya, orang tua membawa santri ke satu rumah sakit di Surabaya. Santri mengikuti tes usap lalu memperoleh hasil positif Covid-19. Kemudian diuji usap kembali sampai akhirnya dinyatakan negatif atau sembuh dari Covid-19.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengingatkan lembaga pelayanan publik menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini penting dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
Kasus positif Covid-19 di Kota Batu telah mencapai 283 orang, Selasa (31/8). Dari jumlah tersebut, 21 orang meninggal dan 201 orang telah sembuh. Sementara 61 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi mandiri.