Selasa 01 Sep 2020 20:54 WIB

Tidak Ada Santri Pesantren Blokagung Meninggal karena Covid

Hingga saat ini, kondisi santri Pesantren Blokagung positif Covid-19 baik.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Tidak Ada Santri Pesantren Blokagung Meninggal karena Covid
Foto: www.freepik.com
Tidak Ada Santri Pesantren Blokagung Meninggal karena Covid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung Banyuwangi, Nihayatul Wafiroh menegaskan tidak ada santri Pesantren Blokagung yang meninggal karena Covid-19. Hal ini disampaikan lantaran ada berita yang menyebut ada sembilan santri meninggal akibat Covid-19. 

"Nggak ada (yang meninggal). Gosip tingkat tinggi itu," ujar Nihayatul saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (1/9). 

Baca Juga

Terkait berita ada sembilan orang yang meninggal, Hinayatul menyampaikan pasien yang meninggal tersebut adalah akumulasi jumlah seluruh pasien Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi sejak Covid-19 terdeteksi pertama kali. "Kami ingin meluruskan jika sembilan pasien yang meninggal bukan kasus di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung," ucapnya. 

Hingga saat ini, kondisi santri Pesantren Blokagung sangat baik dan sehat. Bahkan, kata dia, mereka yang sedang dikarantina akan melakukan lomba sepakbola antarruangan untuk meningkatkan imun dan kegembiraan para santri. 

Selain itu, menurut dia, para santri yang dikarantina di rusunawa di awal Covid-19 terdeteksi di pondok pesantren juga dalam kondisi sehat dan saat ini mereka selesai dari masa karantina. "Namun, mereka akan tetap tinggal di rusunawa untuk pemulihan kondisi dan tidak bergabung dengan rekan-rekannya yang ada di dalam pondok pesantren," katanya. 

Terkait para santri yang ada di luar pondok pesantren, dia menjelaskan sebelum adanya Covid-19 merebak memang ada beberapa santri yang sakit dan mereka yang rumahnya dekat telah diambil keluarganya untuk dibawa pulang. "Dan kami mendapatkan laporan jika ada santri di luar yang positif. Terkait hal itu kami sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dengan puskesmas serta rumah sakit untuk melakukan tracing. Jika memang harus diisolasi, santri yang bersangkutan akan diisolasi di rumah sakit," jelasnya. 

Hinayatul memohon maaf jika pondok pesantren tidak bisa menangani secara langsung santri yang ada di rumah dan dia mengucapkan terima kasih kepada puskesmas yang telah menangani santri di luar pondok pesantren tersebut. "Saya juga meminta kepada masyarakat tidak melakukan stigma kepada santri dan wali santri, dan alumni santri Pondok Pesantren Darussalam. Kami ingin mengatakan corona bukan aib dan corona bisa disembuhkan," katanya. 

"Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang mendukung kami. Yang sakit harus sehat, yang sehat harus tetap sehat," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement