REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pasukan India mengaku menggagalkan upaya pasukan China untuk menduduki bukit di perbatasan sengketa raksasa Asia di Himalaya barat, Senin (31/8). Namun, China menyatakan punya kemampuan membalas India hingga membuat kerugian militer yang parah.
Surat kabar yang didukung China Global Times menyatakan, China mampu membuat India menderita kerugian militer yang lebih parah dibandingkan saat masa lalu. Kondisi itu bisa terjadi kalau India terus melakukan persaingan di perbatasan.
Juru bicara militer China juga menuntut India menarik pasukan, yang menurut Beijing telah melintasi perbatasan secara ilegal. Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, pasukan perbatasan China belum melewati garis perbatasan yang sebenarnya.
"India ... mengatakan itu mendahului aktivitas militer China," kata Global Times dalam sebuah editorial.
Kata 'mendahului' yang digunakan surat kabar itu menunjukkan bahwa pasukan India yang pertama kali melakukan tindakan destruktif. Menurut laporan itu, pasukan India memulai kebuntuan kali ini.
Dikutip dari Al Arabiya, India dinilai akan menghadapi kekuatan besar milik China. New Delhi pun dinilai tidak perlu berharap akan mendapatkan dukungan dari Washington atas masalah tersebut.
“Tapi jika India ingin terlibat dalam persaingan, China memiliki lebih banyak alat dan kemampuan daripada India. Jika India menginginkan pertarungan militer, PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) pasti akan membuat tentara India menderita kerugian yang jauh lebih parah daripada yang terjadi pada 1962," kata surat kabar yang diterbitkan oleh People’s Daily, surat kabar resmi dari Partai Komunis yang berkuasa di China.
Ketegangan antara tentara China dan India di gurun salju yang membekukan di wilayah Ladakh telah meningkat selama berbulan-bulan. Pada Juni, 20 tentara India tewas dalam pertempuran tangan kosong dengan pasukan Cina di dekat lembah Galwan. Bentrokan militer ini adalah paling serius di negara tetangga itu dalam lebih dari setengah abad.
Kedua belah pihak setuju untuk mundur setelah bentrokan. Namun, Angkatan Darat India menuduh pasukan China telah melanggar kesepakatan itu
akhir pekan lalu.