REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grab Indonesia menyatakan, selama masa pandemi, jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergabung di platform-nya mencapai 170 ribu lebih. Kemudian sebanyak 32 ribu pedagang tradisional pun telah masuk ekosistem Grab.
"Sebanyak 32 ribu pedagang tradisional yang tidak mengenal kata menyerah untuk bertahan dan terus mengembangkan bisnis mereka di masa yang serba tidak pasti sekarang. Semangat itulah menginspirasi Grab meluncurkan program #TerusUsaha yang didedikasikan khusus membantu UMKM di Indonesia agar mereka dapat terus beradaptasi dalam menghadapi kondisi new normal ini," ujar Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi pada Selasa (1/9).
Program itu, jelasnya, mencakup berbagai inisiatif akselerasi untuk melatih dan membina keterampilan UMKM. Grab pun berupaya meningkatkan visibilitas dan permintaan bisnis para pelaku UMKM, supaya mereka bisa dikenal dan terus tumbuh dalam ekosistem ekonomi digital.
Melalui program ini, kata dia, Grab juga telah bekerja sama lebih dari 20 pemerintah daerah demi memberikan lebih solusi transformasi digital di 25 kota di Indonesia untuk para pelaku UMKM. Sebelumnya, menurut riset yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics pada Januari 2020, menyebut Grab menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal di 12 kota, serta meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Secara keseluruhan, pekerja informal Grab berkontribusi sebesar Rp 77,4 triliun bagi ekonomi pada 2019. Angka itu meningkat 58 persen dari Rp 48,9 triliun pada 2018.
“Kami harap segala upaya dan inisiatif yang kami lakukan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi. Sekaligus meningkatkan daya saing serta ketangguhan para UMKM di Indonesia," ujar Neneng.