REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis Jepang, Naomi Osaka, mengatakan bahwa dirinya akan terus mendukung antirasisme yang terjadi di dunia. Salah satu cara yang dia lakukan dengan menjadikan turnamen US Open yang diikutinya sebagai salah satu platform berkampanye antirasisme.
Osaka mengenakan masker hitam bertuliskan Breonna Taylor, yang merupakan perawat Afrika-Amerika yang tewas ditembak polisi di apartemennya di Kentucky, AS, pada Maret lalu. Dikutip dari AFP, Selasa (1/9), petenis berusia 22 tahun itu mengaku memiliki tujuh masker berbeda yang ia siapkan untuk dikenakan di Flushing Meadows. Ia berharap bisa terus menggunakannya hingga final.
“Saya hanya ingin menyebarkan kesadaran. Saya sadar pertandingan tenis ditonton di seluruh dunia, dan mungkin ada seseorang yang tidak mengetahui cerita Breonna Taylor,” kata Osaka setelah menang melawan kompatriotnya Misaki Doi di putaran pertama.
“Mungkin mereka akan mencarinya di Google atau semacamnya. Saya merasa semakin banyak orang tahu ceritanya, maka akan semakin menarik (perhatian) mereka,” lanjutnya.
Osaka yang datang sebagai unggulan keempat itu menjadi salah satu petenis yang kerap melakukan protes terhadap isu ketidakadilan rasial di AS. Dia bahkan mengaku semakin nyaman menjalani perannya sebagai aktivis atlet.
“Banyak orang bertanya kepada saya apakah saya merasa lebih stres sejak saya lebih sering menyuarakan suara saya? Sejujurnya, tidak juga. Pada titik ini, jika kamu tidak menyukai saya, ya sudah,” ujarnya.
Di putaran kedua, Osaka selanjutnya akan menghadapi petenis Italia, Camila Girogi, yang sebelumnya juga membutuhkan tiga set untuk mengalahkan petenis Belgia Alison van Uytvanck 2-6, 6-1, 7-5 di babak pertama.