Selasa 01 Sep 2020 22:54 WIB

Jelang Haornas 2020, Kemenpora Gelar Workshop IPTEK

Tujuan digelarnya workshop ini untuk memperbaiki olahraga nasional.

Foto: Dok. Kem
"Workshop IPTEK Olahraga" di Krakatau Hall Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada peringatan Hari Olahraga Nasional yang ke-37 Tahun 2020 ini, Kemenpora RI mengusung tema “Sport Science, Sport Tourism dan Sport Industry”. Salah satu langkah yang diambil untuk mengimplementasikan tema tersebut yakni dengan menggelar pertemuan bertajuk "Workshop IPTEK Olahraga" di Krakatau Hall Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/9).

Pertemuan yang bertujuan untuk memaksimalkan penerapan Sport Science di Indonesia ini, berusaha mendudukan beberapa pakar keolahragaan untuk menyelaraskan antara teori dan penerapan sport science di Tanah Air.

Dalam pembukaannya, Staf Khusus Menpora Bidang Pengembangan dan Prestasi Olahraga Mahfudin Nigara menekankan pentingnya sport science dalam kesuksesan prestasi olahraga di Indonesia. Ia mengatakan, semua program latihan para atlet di Indonesia harus memiliki landasan sport science yang kuat. 

"Semua harus pakai data, termasuk sport science agar prestasi bisa terukur dan direncanakan dengan baik," ujar Nigara.

Terdapat beberapa pakar keolahragaan yang menjadi panelis, antara lain: Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd (Guru Besar Unessa); Drs. Octavianus Matakupan, M.Pd, (UNJ); Kadek Heri Sanjaya Ph.D (LIPI), Dr. Johansyah Lubis (UNJ) serta para cendikiawan olahraga dari federasi dan organisasi olahraga.

Beberapa isu mengemuka dalam kegiatan ini. Antara lain, penggunaan teknologi Biomekanika untuk menganalisa kemampuan gerak, kajian sport medicine untuk mengakselerasi kemampuan fisiologi dan pemanfaatan instrumen tes yang tepat bagi atlet.

"Itu adalah beberapa isu penting yang harus menjadi perhatian kita. Para pemangku kepentingan olahraga di Indonesia. Agar teori-teori tersebut tidak hanya berhenti di lemari akademik dan usang begitu saja. Tetapi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas," Hari Setijono menambahkan. 

Selanjutnya, sport science harus diterapkan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga karena sport science, pertama mampu memprediksi dan membandingkan hasil dari tes yang dilakukan.

"Jangan terbalik, tes dulu baru menyusun program, selama ini masih menyusun program didahulukan baru tes, jadi tidak tepat," ucapnya.

Kedua, sport science mampu memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan. Ketiga, dapat digunakan sebagai penentu keputusan. Keempat, dapat dipakai untuk melakukan identifikasi bakat dana penentuan sasaran, dan terakhir kelima, sebagai bahan untuk memberikan motivasi.

"Sport science dapat memonitor kenaikan dan penurunan performa atlet, memutuskan promosi dan degradasi berbasis data, dan dengan identifikasi tertentu dapat menentukan cabor yang tepat," ujar dia.

"Yang penting lagi adalah harus ada pemahaman yang sama, kalau pelatih tidak paham atau atlet tidak paham akan terjadi ketidaknyambungan dan akan menjadi lama berkembang," kata dia menambahkan.

Penelitian juga sangat diperlukan untuk pengembangan sport science dan kolaborasi dari berbagai lembaga peneliti sehingga secepatnya dapat diterapkan dengan tepat.

"LIPI banyak melakukan penelitian, termasuk bidang sport science, banyak dana di berbagai lembaga peneliti yang bisa dikerjasamakan, bisa dijajaki oleh Kemenpora," kata Kadek selaku perwakilan LIPI.

Adapun Octavianus Matakupan dari UNJ, menekankan, diperlukan komitmen dari pemerintah, karena sebenarnya sport science sudah dibicarakan sejak era tahun 1980, bahkan sempat menggema di 1990, namun masih bersifat isu sporadis.

"Sport science sebenarnya sudah ada sejak 1980, tetapi sebatas heboh jika ada kegagalan prestasi lalu dianggap penting harus ada peran sport science," katanya.

Melalui kegiatan ini, Kemenpora berharap agar sport sport science bisa semakin membumi dan mudah diaplikasikan. Kemenpora juga mendorong agar kajian-kajian di bidang olahraga semakin banyak dan bisa didistribusikan ke masyarakat-masyarakat olahraga di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement