REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Departemen Studi Islam, Pusat Islam Al Azhar Mesir meluncurkan kampanye melawan islamofobia. Melalui media sosial Twitter dan Facebook. Kampanye bertajuk "Islam yang Mereka tidak Tahu" itu dilakukan menyusul aksi penodaan terhadap Alquran yang baru-baru ini terjadi di dua negara Eropa, yakni Swedia dan Norwegia.
Menurut pejabat Al Azhar Nazir Ayad, langkah kampanye melawan islamofobia melalui media sosial itu bertujuan meluruskan pandangan atau citra yang salah tentang Islam.
"Citra yang salah seperti itu telah menyebabkan penghinaan dan penodaan terhadap kesucian Islam dan memicu rasialisme dan ekstremisme," kata Ayad seperti dilansir Iqna.ir, Rabu (2/8).
Pada Jumat pekan lalu ekstremis sayap kanan membakar salinan Alquran di kota Malmo Swedia. Sehari setelahnya, protes anti-Islam di Oslo, Norwegia yang diadakan oleh kelompok sayap kanan Stop Islamisasi Norwegia (SION) berujung pada kerusuhan setelah seorang pengunjuk rasa merobek-robek halaman Alquran dan meludahinya.
Insiden penodaan Alquran di Swedia dan Norwegia itu pun memantik reaksi negara-negara Muslim yang mengutuk aksi tersebut.