Rabu 02 Sep 2020 06:48 WIB

Isu Resesi, Ridwan Kamil Fokus Dorong Daya Beli

Resesi atau tidak resesi, Ridwan Kamil akan fokus mendorong daya beli masyarakat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 menjadi penentu, apakah Jawa Barat (Jabar) akan terhindar dari jurang resesi atau tidak. Namun, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, resesi atau tidak resesi, pihaknya akan fokus mendorong daya beli masyarakat. 

Pada kuartal II-2020, perekonomian Jabar terpuruk setelah mengalami kontraksi minus 5,98 persen karena pandemi Covid-19. “Saya pribadi memaknai resesi sebagai sebuah statistik yang harus kita waspadai. Tapi, tidak mengubah semangat kita untuk terus mencoba berupaya menaikkan produktivitas,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (1/9).

Baca Juga

Menurutnya, resesi tidak resesi kerja kita tidak berubah. Pihaknya, akan terus mencari upaya-upaya meningkatkan produktivitas. "Salah satunya mendorong daya beli masyarakat. Maka, bantuan tunai bagi pekerja dan bantuan bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) akan kita dorong," katanya. 

Emil mengatakan, dalam rapat terbatas (ratas) bersama gubernur se-Indonesia, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo memberi arahan kepada kepala daerah untuk meningkatkan kualitas pemulihan ekonomi secara komprehensif. 

Emil berharap, Jabar terhindar dari resesi. Jika ekonomi Jabar mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal III-2020, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar pada kuartal IV-2020 kembali positif. 

“Harapannya mudah-mudahan tinggal satu bulan untuk caturwulan (kuartal) ketiga ini tidak ada resesi. Tapi kalaupun ada, kita hadapi sama-sama dan hasil prediksi semoga benar, di akhir tahun kita bisa positif,” katanya. 

Menurut Emil, proyek pemerintahan yang berjalan di akhir tahun dan belanja pemerintah dapat mendongkrak ekonomi Jabar. Selain itu, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang ditargetkan bakal beroperasi pada November 2020. 

“Kemudian di Jawa Barat juga investasi terus mengalir, salah satunya Oktober ada groundbreaking Rebana. Kota Baru pada Oktober akan dimulai, satu dari sekian Kota Baru di Rebana. Kemudian pada November ada peresmian Pelabuhan Patimban,” katanya. 

Menurutnya, belanja pemerintah dan pembayaran proyek rata-rata terjadi di akhir tahun. "Itulah kenapa pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun diprediksi akan melompat," katanya. 

Selain itu, Emil meminta industri di Jabar untuk meningkatkan kedisiplinan pekerja dalam menerapkan protokol kesehatan, baik di tempat kerja maupun setelah pulang ke rumah. Sebab, ia menduga awal kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di kawasan industri terjadi karena mobilitas atau aktivitas pekerja sepulang bekerja. 

Jika protokol kesehatan diterapkan dengan ketat, kata Emil, pengendalian Covid-19 dapat berjalan beriringan dengan kegiatan ekonomi. 

"Jadi, saya titip tolong diingatkan para pekerja di industri, pabrik, di tempat masing-masing agar protokol kesehatan tidak hanya diterapkan di tempat kerja, tapi juga diterapkan di tempat bermukim atau tempat tinggal,” kata Emil seraya mengatakan hal itu akan ditelusuri dan akan dilokalisir.

Karena, kata dia, ternyata polanya bukan di tempat industrinya, tapi lebih ke tempat bermukimnya. "Kita berikan edukasi dan tes akan dilakukan secara masif," katanya. N Arie Lukihardianti

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement