Rabu 02 Sep 2020 10:14 WIB

Polisi Los Angeles Tembak Pria Kulit Hitam Hingga Tewas

Polisi Los Angeles menembak Dijon Kizzee dan memicu terjadinya demonstrasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Demonstran mengepung mobil polisi di Los Angeles. Polisi Los Angeles menembak Dijon Kizzee dan memicu terjadinya demonstrasi.
Foto: EPA
Demonstran mengepung mobil polisi di Los Angeles. Polisi Los Angeles menembak Dijon Kizzee dan memicu terjadinya demonstrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Seorang pria Afrika-Amerika yang sedang mengayuh sepedanya ditembak hingga tewas oleh petugas kepolisian Los Angeles. Pria yang diidentifikasi sebagai Dijon Kizzee (29 tahun) sedang mengayuh sepedanya ketika dihentikan oleh polisi karena dugaan pelanggaran kode kendaraan.

Kizzee diberondong 15 hingga 20 peluru, setelah dia meninju seorang petugas dan menjatuhkan pistolnya ke tanah. Juru bicara sheriff Los Angeles County Brandon Dean mengatakan, sebuah pistol semiotomatis milik petugas jatuh ketika Kizzee memukul wajahnya. Dean mengatakan, kedua petugas melepaskan tembakan saat Kizzee membuat gerakan bahwa dia akan merebut senjata api.

Baca Juga

"Apakah senjata api itu benar-benar ada di tangannya, jika dia menunjuk ke arahnya, saya tidak tahu secara spesifik karena kami belum mewawancarai deputi sebenarnya yang ada di sana," kata Dean.

Dean mengonfirmasi bahwa petugas melepaskan antara 15 hingga 20 tembakan. Kizzee menderita beberapa luka di bagian atas tubuhnya. Namun Dean belum mengetahui jumlah peluru yang mengenai tubuh Kizzee hingga otopsi dilakukan. Kedua petugas yang terlibat telah dicopot dari tugas patroli untuk sementara waktu.

Menurut Dean, peristiwa penembakan bermula ketika para deputi melihat seorang pria, yang diidentifikasi sebagai Kizzee, mengendarai sepedanya dan melanggar kode kendaraan. Petugas kemudian berusaha menghentikannya.

Kizzee melompat dari sepedanya dan melesat pergi dengan berjalan kaki, sebelum kedua petugas itu menyusulnya di jarak yang cukup dekat. Dean membantah bahwa petugas menggunakan Taser. Dean menyatakan dia tidak tahu kode kendaraan apa yang diduga telah dilanggar oleh Kizzee.

"Tidak jarang para deputi melakukan pemberhentian kendaraan sepeda. Mereka harus mematuhi aturan jalan yang sama seperti yang dilakukan kendaraan," ujar Dean.

Seorang saksi menyaksikan perkelahian dan penembakan yang terjadi dari rumahnya tepat di seberang jalan dari tempat kejadian. Saksi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak pernah melihat Kizzee melakukan pukulan, tidak pernah melihat senjata, dan Kizzee bukan ancaman.

Deja Roquemore (31 tahun) mengatakan kedua deputi terus menembaki Kizzee ketika dia telah telungkup di tanah. Roquemore, yang berada di rumahnya pada siang hari menerangkan dia telah diwawancarai oleh penyelidik.

“Saya melihatnya berubah dari hidup, sekarat, dan kemudian meninggal dunia,” kata Roquemore.

Dalam versi kejadian yang diberikan oleh Roquemore, dia menyaksikan Kizzee dan salah satu petugas bertengkar sebelum akhirnya dia tersungkur ke tanah. Pada saat itu, Kizzee mengangkat kedua tangannya ke udara dan mengatakan, "Saya tidak punya apa-apa. Apa yang Anda inginkan?".

Dia kemudian berbalik dan melarikan diri. Roquemore mengatakan seorang petugas menembakkan Taser ke kaki Kizzee dan dua deputi menembaknya ketika dia berlari berbalik arah.

 

Insiden penembakan itu memicu kemarahan para demonstran yang berkumpul di tempat kejadian, tepatnya di Westmont, selatan Los Angeles. Aksi protes ini merupakan yang terbaru dalam gerakan anti-rasisme atas terbunuhnya orang Afrika-Amerika oleh petugas polisi.

“Anda tidak membunuh ras apa pun kecuali kami dan itu tidak masuk akal,” ujar bibi Kizzee, Fletcher Fair kepada wartawan pada Selasa (1/9) di lokasi penembakan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement