REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendesak India menghentikan provokasi di wilayah perbatasan de facto kedua negara, yakni Line of Actual Control (LAC). Beijing menuding New Delhi sebagai pihak yang melanggar konsensus untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.
"Kami mendesak India untuk segera menghentikan semua provokasi, menarik pasukannya yang secara ilegal melintasi LAC, dan menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan atau memperumit masalah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Hua Chunying pada Selasa (1/9), dikutip laman resmi Kemlu China.
Hua menuding pasukan India telah secara ilegal melintasi LAC. "Pada tanggal 31 Agustus, melanggar konsensus yang dicapai oleh China dan India melalui pembicaraan serta pertemuan di berbagai tingkatan, pasukan India kembali secara ilegal melintasi LAC di tepi selatan Danau Pangong Tso dan dekat Gunung Reqin, yang berada di sektor barat perbatasan China-India. Provokasi mencolok mereka kembali menimbulkan ketegangan," ujarnya.
Dia menyebut India telah sangat merusak kedaulatan teritorial China, melanggar perjanjian bilateral dan konsensus penting, serta mengacaukan upaya penciptaan perdamaian di daerah perbatasan. "China dengan tegas menentang langkah seperti itu dan telah mengajukan representasi tegas dengan pihak India," kata Hua.
Hua menjelaskan sejak berdiri lebih dari 70 tahun lalu, China tak pernah memulai perang atau konflik. Terkait situasi di LAC, pasukan perbatasan China dengan mematuhi garis perbatasan tersebut dan tak pernah melintas tanpa izin. "India harus menghormati fakta dan mengambil tindakan konkret dengan niat baik untuk menjaga hubungan China-India, sehingga dapat bersama-sama menjaga perdamaian dan ketentraman di daerah perbatasan," ucapnya.
Baru-baru ini tentara India dan China kembali terlibat bentrokan di wilayah perbatasan Ladakh Timur. "Pada malam 29-30 Agustus, pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (China) melanggar konsensus sebelumnya yang dicapai selama keterlibatan militer serta diplomatik selama kebuntuan yang sedang berlangsung di Ladakh Timur dan melakukan gerakan militer provokatif untuk mengubah status quo," kata militer India dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat militer mengungkapkan, tentara China dan India terlibat perkelahian tangan kosong. Tidak ada senjata yang ditembakkan dan tak ada korban yang dilaporkan. Pertemuan tingkat komandan brigade sudah dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut.
Pada 15 Juni lalu, tentara India dan China terlibat bentrokan di Lembah Galwan, Ladakh. Daerah itu masuk dalam LAC, yakni perbatasan de facto kedua negara. Meski tanpa kontak senjata, bentrokan mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara, China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan.
Pasca-bentrokan tersebut, China dan India melakukan pembicaraan di level diplomatik serta militer. Kedua negara setuju untuk mengambil langkah-langkah yang bertujuan mengurangi ketegangan di perbatasan.
Medan di sepanjang LAC diketahui berupa sungai, danau, dan tebing bersalju. Hal itu menyebabkan garis pembatas kedua negara samar serta dapat bergeser. Alhasil pasukan patroli perbatasan India dan China kerap bersinggungan dan tak jarang memicu perkelahian atau kontak fisik.