Rabu 02 Sep 2020 12:33 WIB

Baznas Kembangkan Sistem Kecerdasan Buatan Cegah Covid-19

Sistem kecerdasan buatan Baznas sebagai bentuk layanan bagi muzaki dan mustahik.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai upaya mencegah penularan Covid-19, misalnya dalam antrian pelayanan yang dilakukan di kantor Baznas. Sistem ini membantu menjaga jalannya protokol kesehatan juga sebagai bentuk penyediaan layanan terbaik dari Baznas kepada muzaki dan mustahik.
Foto: Baznas
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai upaya mencegah penularan Covid-19, misalnya dalam antrian pelayanan yang dilakukan di kantor Baznas. Sistem ini membantu menjaga jalannya protokol kesehatan juga sebagai bentuk penyediaan layanan terbaik dari Baznas kepada muzaki dan mustahik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengembangkan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai upaya mencegah penularan Covid-19, misalnya dalam antrean pelayanan yang dilakukan di kantor Baznas. Sistem ini membantu menjaga jalannya protokol kesehatan juga sebagai bentuk penyediaan layanan terbaik dari Baznas kepada muzaki dan mustahik. 

Sistem ini dikembangkan sejak Agustus 2020 bekerja sama antara Baznas dan tim independen beranggotakan empat orang yang dipimpin oleh Prof Emir Husni, seorang profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Direktur Utama Baznas, Arifin Purwakananta mengatakan, teknologi ini beriringan dengan rasa syukur dan kebanggaan, karena pertama kali dijalankan dan dikembangan di lingkungan Baznas. Ia berharap, sistem ini juga bisa dikembangkan di tempat lain, seperti masjid, mushala, tempat pengajian, forum-forum, perkantoran, juga tempat umum lainnya.

“Hal ini menjadi sebuah langkah Baznas dalam melindungi masyarakat yang dilayani seperti para muzaki yang ingin melaksanakan ibadahnya, dan mustahik atau penerima zakat yang dapat mengakses bantuan dari Baznas dengan kondisi yang lebih nyaman dan baik. Termasuk juga untuk para amil yang bekerja,” katanya.

Ia menjelaskan, sistem ini mengidentifikasi jarak antar orang yang berada pada suatu ruangan atau lingkungan, mengolah data video atau gambar bergerak yang kemudian menghasilkan analisa jarak. Mekanisme jalannya sistem ini ialah, bermula dari kamera CCTV (Closed Circuit Television) yang merekam setiap aktivitas, lalu diolah melalui sistem video analytics yang kemudian berubah menjadi data.

Data yang keluar diantaranya berupa jumlah orang, dan jarak antarmereka yang berada pada di sebuah ruangan. Dari tangkapan gambar bergerak ini, setelah melalui rangkaian sistem yang dikembangkan, kemudian keluar sebuah peringatan, atau alarm jika ada sebuah pelanggaran. 

Misalnya terdapat orang yang melanggar ketentuan physical distancing, alarm lalu berbunyi dan mengimbau agar pengunjung bisa menjaga jarak aman sesuai dengan ketetapan protokol yang berlaku. 

“Ini merupakan tahap awal pengembangan, kedepannya, sistem kecerdasan buatan ini juga akan dikembangkan dengan penambahan sensor suhu tubuh. Sehingga kondisi orang yang berada di dalam ruangan tersebut bisa terus terpantau, dan jika ada tanda suhu tubuh tidak normal bisa segera dilakukan tindakan protokol,” kata Arifin.

Hal itu karena, meski pengecekan suhu tubuh telah dilakukan misalnya di setiap pintu masuk dan hasilnya normal, bisa aja ketika menjalankan aktivitas di dalam ruangan, suhu tubuh berubah ke batas tidak wajar yang merupakan sebuah potensi, dan ini perlu untuk diperhatikan.

Di samping itu, hingga saat ini, BAZNAS tetap menerapkan protokol kesehatan di lingkungannya, misalnya bagi para amil, atau pekerja masih menjalankan metode bekerja dari rumah, atau work from home¸ kendati begitu, aktivitas pelayanan di kantor tetap berjalan, dalam melayani masyarakat, protokol kesehatan tetap dijalankan. Menyediakan bilik sterilisasi, pengecekan suhu tubuh, menjaga jarak, penggunaan masker, mencuci tangan dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement