REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Grand Syeikh Al Azhar Mesir, Ahmed Al Tayyeb mengecam penodaan Al Quran yang terjadi di Swedia dan Norwegia yang terjadi beberapa hari yang lalu. Seperti dilansir Iqna.ir pada Rabu (2/9), Syekh Ahmed Al Tayyeb dalam pesan yang diunggah dalam akun facebooknya menuliskan bahwa pembakaran Al Quran merupakan tindakan terorisme. Syekh Ahmed Al Tayyeb menyebut tindakan penodaan pada Al Quran itu sebagai perbuatan rasis dan kejahatan rasial yang ditentang oleh semua peradaban manusia.
"Mereka yang melakukan kejahatan ini harus menyadari bahwa mereka menyakiti perasaan lebih dari satu miliar Muslim," kata Syekh Ahmed Al Tayyeb.
Sementara itu Departemen Studi Islam, Pusat Islam Al Azhar Mesir meluncurkan kampanye melawan Islamofobia. Melalui media sosial Twitter dan Facebook, kampanye berjudul Islam yang Mereka Tidak Tahu itu dilakukan menyusul aksi penodaan terhadap Al Quran yang baru-baru ini terjadi di dua negara Eropa yakni Swedia dan Norwegia.
Menurut pejabat Al Azhar, Nazir Ayad mengatakan langkah kampanye melawan Islamofobia melalui media sosial itu bertujuan meluruskan pandangan atau citra yang salah tentang Islam.
"Citra yang salah seperti itu telah menyebabkan penghinaan dan penodaan terhadap kesucian Islam dan memicu raisisme dan ekstremisme," kata Ayad
Diketahui pada Jumat pekan lalu ekstrimis sayap kanan membakar salinan Al Quran di kota Malmo Swedia. Sehari setelahnya, protes anti Islam di Oslo, Norwegia yang diadakan oleh kelompok sayap kanan Stop Islamisasi Norwegia (SION) berujung pada kerusuhan setelah seorang pengunjuk rasa merobek-robek halaman Al Quran dan meludahinya.
Insiden penodaan Al Quran di Swedia dan Norwegia itu pun memantik reaksi negara-negara Muslim yang mengutuk aksi tersebut.