Rabu 02 Sep 2020 14:06 WIB

Pusat Kebudayaan China di Seluruh Kampus AS akan Ditutup

Pusat kebudayaan China di kampus AS dianggap dapat membahayakan keamanan nasional

Rep: Rizky Jaramaya/Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menilai pusat kebudayaan China di kampus AS bisa membahayakan keamanan nasional
Foto: AP Photo/Sait Serkan Gurbuz
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menilai pusat kebudayaan China di kampus AS bisa membahayakan keamanan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan menutup seluruh pusat budaya Institut Konfusius China di seluruh perguruan tinggi di Amerika pada akhir tahun 2020. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, pusat kebudayaan China yang ada di kampus AS dapat membahayakan keamanan nasional.

Pompeo menuding pusat budaya yang didanai oleh pemerintah China itu merekrut "mata-mata dan kolaborator" di perguruan tinggi AS. Pompeo mengatakan, keberadaan pusat budaya China dapat menimbulkan risiko besar terhadap keamanan kampus.

Baca Juga

“Saya pikir lembaga-lembaga ini dapat melihat itu, dan saya berharap kita akan menutup semuanya sebelum akhir tahun ini," ujar Pompeo.

Bulan lalu, Pompeo menandai pusat budaya Institut Konfusius di AS sebagai entitas yang memajukan propaganda global dan pengaruh jahat Beijing. Diplomat AS untuk Asia Timur, David Stilwell mengatakan, seluruh perguruan tinggi AS harus mencermati kegiatan institut tersebut di dalam kampus.

Ketegangan antara AS dan China dikhawatirkan dapat menjadi Perang Dingin baru. Menanggapi analogi tersebut, Pompeo mengatakan, analogi Perang Dingin memiliki relevansi tetapi tantangan dengan China sangat berbeda.

“Ini berbeda dengan Perang Dingin di mana kita ditantang oleh negara dengan 1,4 miliar orang. Tantangannya berbeda, ini tantangan ekonomi," ujar Pompeo.

Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, hubungan antara AS dan China tidak berjalan mulus. AS mulai melancarkan perang dagang terhadap China dengan memberikan pajak impor terhadap barang-barang dari China. Tak mau kalah, China juga membalas tindakan AS tersebut.

Perseteruan kedua negara merambat ke persoalan lainnya, mulai dari pertahanan, persoalan undang-undang keamanan yang diberlakukan di Hong Kong, hingga pandemi virus corona. AS menuding China tidak transparan dalam memberikan informasi tentang virus corona, sehingga dapat menyebar ke seluruh dunia dan menimbulkan resesi ekonomi di sejumlah negara. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement