Rabu 02 Sep 2020 17:09 WIB

Afghanistan dan Taliban Saling Tukar Tahanan

Pembebasan tahanan ini awal dimulainya negosiasi antara Taliban dan pemerintah.

Kelompok Taliban mengecam AS gagal menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Foto: AP
Kelompok Taliban mengecam AS gagal menciptakan perdamaian di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan membebaskan hampir 200 tahanan Taliban untuk mendorong dimulainya negosiasi perdamaian yang telah lama tertunda. Demikian disampaikan oleh pejabat senior Afghanistan pada Rabu.

Para tahanan yang dibebaskan berasal dari sekelompok 400 tahanan "garis keras" Taliban yang penentuan nasibnya telah menghentikan negosiasi perdamaian antara pemerintah dan kelompok pemberontak itu.

Baca Juga

Kelompok tahanan ini dibebaskan dari penjara utama di ibu kota Kabul pada Senin malam dan Selasa.  Pada saat yang sama enam anggota pasukan khusus Afghanistan yang ditahan oleh Taliban dibebaskan.

"Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan sehingga kami dapat memulai proses perdamaian secepat mungkin," kata seorang pejabat senior pemerintah, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.

Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan pertukaran tahanan bisa selesai hari ini.

Sebanyak 400 tahanan itu adalah sisa dari 5.000 tahanan Taliban yang akan dibebaskan dari penjara Afghanistan sebagai bagian dari kesepakatan antara Amerika Serikat dan Taliban pada Februari. Pembebasan tahanan ini akan memungkinkan penarikan pasukan AS dan syarat untuk memulai pembicaraan antara pemerintah dan kelompok pemberontak.

Selama ini, Pemerintah Afghanistan enggan untuk melepaskan ratusan tahanan Taliban karena dianggap telah terlibat dalam beberapa kejahatan terburuk termasuk serangan besar seperti pengeboman truk tahun 2017 di dekat Kedutaan Besar Jerman di Kabul. Mereka enggan membebaskan sampai Taliban membebaskan 24 anggota pasukan khusus Afghanistan dan para pilot terlebih dulu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement