REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terpilih Royke Tumilaar menyatakan kesiapannya untuk mendorong kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menjadi bank yang akan berkontribusi aktif membangun ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi dan visi bank BUMN mewakili industri perbankan Indonesia tingkat global
“Terima kasih atas kepercayaan dan mandat yang diberikan kepada saya untuk menahkodai BNI. Apalagi BNI memiliki sejarah panjang yang telah ikut mewarnai perkembangan Ekonomi Indonesia sejak 1946. Saya akan berusaha menjalankan amanah ini dengan baik,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/9).
Dia menyadari penunjukkan tersebut akan membawa konsekuensi yang harus dijalani antara lain target atau ekspektasi dari pemegang saham, dalam hal ini Kementerian BUMN.
“Target ini menjadi tantangan bagi saya untuk membawa dewan direksi baru dalam sebuah sinergi yang produktif dan strategis untuk bisa memenuhi target tersebut,” katanya.
Maka itu, Royke menyebut pihaknya tidak akan melakukan perubahan banyak dari strategi yang lama dan akan menyesuaikan dengan ekspektasi stakeholder termasuk karyawan. BNI diharapkan bisa tumbuh menjadi bank dengan scope internasional bisnis, termasuk jadi bank refferal dan koresponden utama bagi lembaga/investor/bank asing maka dibutuhkan aksi korporasi untuk membesarkan aset baik organik maupun anorganik, agar akselerasi menjadi bank global bisa cepat terlaksana.
“Mohon dukungan dari seluruh insan BNI, seluruh stakeholder termasuk rekan-rekan untuk bisa mengawal kinerja kami agar dapat memenuhi harapan semua pihak, termasuk para pemegang saham,” katanya.
Royke Tumilaar diangkat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri melalui RUPS Luar Biasa pada 9 Desember 2019. Sebelumnya, Royke pernah menjabat sebagai direktur treasury, financial institution & special asset management sejak 2011 sampai 2015 dan terakhir kali sebelum diangkat sebagai direktur utama beliau menjabat sebagai direktur corporate banking sejak 2015.