Rabu 02 Sep 2020 18:07 WIB

Pernah Mayoritas, Bagaimana Nasib Zoroaster di Iran Kini?

Zoroaster pernah menjadi mayoritas di wilayah Iran dulu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
(Ilustrasi) bendera iran
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) bendera iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN –  Ajaran Zoroaster, pertama kali menyebar hampir dua milenium sebelum kelahiran Kristen, mengalami titik tertinggi mereka di bawah Sassaniyah, dinasti Persia pra-Islam terakhir, sebelum akhirnya memudar menjadi signifikansi setelah penaklukan Muslim di Iran pada abad ke-7. 

Setelah berabad-abad penindasan dan eksodus banyak orang Zoroaster, jumlah penganut Zoroastrianisme telah tenggelam secara dramatis di Iran, terutama sejak Revolusi Islam 1979. 

Baca Juga

Mehraban Firouzgary, seorang pendeta komunitas Zoroastrian di Teheran, merasa terganggu oleh perasaan memiliki agama yang terancam punah.  Hal ini terutama terjadi setiap kali dia mengadakan ibadah di pusat bersejarah kota metropolis yang padat. Dia melihat barisan umat beriman yang terus menipis dan semakin sedikit wajah muda di kuil kecil tempat dia berkhotbah. 

Ada berbagai alasan untuk ini. Untuk satu hal, kondisi kehidupan banyak penganut agama Persia kuno ini telah menjadi jauh lebih buruk sejak penggulingan Shah dan Revolusi Islam 1997. Banyak anak muda Zoroastrian, khususnya, bereaksi terhadap peluang karier yang semakin suram di teokrasi Islam otokratis hanya dengan berpaling dari negara.