REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menurut Dwi Putra Yuwandana, dosen IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perairan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), biota laut Pari Kekeh dan Pari Kikir masih menjadi tangkapan yang bernilai bagi para nelayan asal Jawa Tengah, seperti di Kota Tegal, Kabupaten Pati, dan Rembang. Namun penangkapan dua biota laut tersebut perlu dipantau karena telah masuk dalam daftar spesies yang terancam punah.
Hal ini disampaikannya dalam diskusi yang digelar oleh Fisheries Resources Center of Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah di Semarang beberapa waktu lalu. Diskusi ini diikuti oleh peserta dari Pelabuhan Perikanan di lingkup wilayah Provinsi Jawa Tengah, Yayasan Rekam Nusantara, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia.
Fisheries Resources Center of Indonesia (FRCI) merupakan kelompok kerja ilmiah yang fokus pada bidang sumberdaya ikan di Indonesia. Sebagai dosen IPB University dan anggota FRCI, Dr Budy Wiryawan, dosen IPB University dari Departemen PSP juga mengatakan bahwa tantangan perikanan di Jawa Tengah adalah terkait perizinan, hasil tangkapan yang tidak terlaporkan, dan pengaturan penangkapan yang belum optimal.
“Akan ada ancaman degradasi habitat dan ekosistem di kawasan pesisir laut serta penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing),” imbuhnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan, Jawa Tengah, Kurniawan Priyo Anggoro mengatakan bahwa dari riset-riset yang telah dilakukan, diharapkan terbangun sinergi yang baik untuk pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Jawa Tengah.