REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Selasa (1/9) menyebut dirinya berharap Institut Konfusius akan hengkang dari seluruh kampus di AS akhir 2020. Organisasi pendidikan dan kebudayaan ini diketahui terafiliasi dengan Pemerintah China.
"Saya rasa semua orang akan melihat risiko jika berasosiasi dengan mereka," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox Business Network.
Ia menuduh institut yang didanai Pemerintah China itu bekerja merekrut "mata-mata dan kolaborator" di perguruan tinggi AS. "Saya rasa institusi-institusi ini bisa mengetahui bahwa, dan saya harapkan, kami akan menutup mereka semua sebelum akhir tahun ini," ujar Pompeo.
Bulan lalu, Pompeo melabel Institut Konfusius di AS sebagai "suatu entitas yang memajukan propaganda global Beijing serta pengaruh jahat" dan mewajibkannya untuk mendaftarkan diri sebagai misi asing.
David Stilwell, diplomat AS untuk Asia Timur, ketika itu menyebut bahwa puluhan Institut Konfusius yang terdapat di kampus-kampus AS tidak diusir, namun ia meminta perguruan tinggi AS untuk mengamati apa yang dilakukan institut tersebut di kampus mereka.
Peningkatan ketegangan antara AS dan China kini sedikit banyak dianalogikan oleh kedua belah pihak sebagai "Perang Dingin", namun menurut Pompeo tantangan dengan China berbeda, yakni tantangan ekonomi.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengambil langkah serupa dengan pembatasan aktivitas sejumlah perusahaan asal China, seperti Huawei Technologies. Dan, langkah-langkah selanjutnya juga masih akan dilakukan.
"Anda akan melihat upaya yang lebih luas lagi, akan ada banyak pengumuman. Dan saya kira dalam beberapa hari dan beberapa pekan ke depan, kita akan melihat AS melakukan konfrontasi akan hal ini dengan serius, semua demi ekonomi Amerika," kata Pompeo.