REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten optimistis mampu swasembada daging domba dan kambing tahun 2023. "Kami yakin Lebak menjadikan sentra ternak domba dan kambing," kata Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi di Lebak, Rabu (2/9).
Peternakan domba dan kambing di Kabupaten Lebak berkembang melalui SPL dengan mencetak bibit yang berkualitas.
Pengembangan ternak melalui SPL kini mampu meningkatkan populasi domba dan kambing dan dipastikan dapat memberikan swasembada daging untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak.
Selama ini, kata dia, kebutuhan ternak domba dan kambing di Kabupaten Lebak sebanyak 10.000 ekor/tahun untuk hewan kurban. Namun, prihatinya pangsa pasar tersebut didatangkan peternak dari Jawa Barat.
"Kami minta peternak yang tergabung SPL mampu menjadikan Lebak sebagai daerah lumbung daging ternak domba dan kambing," katanya menjelaskan.
Menurut Sumardi, peternak domba dan kambing terus ditingkatkan kemampuan teknik budidaya pengembangan usaha dan penerapan teknologi sehingga pengelolaanya tidak kumuh, bau dan kotor.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat mengatakan pihaknya bekerja keras untuk mengoptimalkan pelatihan, pembinaan hingga penyaluran bantuan kepada kelompok ternak domba di masyarakat.
Berdasarkan jumlah populasi domba per tahunnya cenderung meningkat dan kini tercatat 226.139 ekor.
Selain itu juga pihaknya berupaya meningkatkan populasi keturanan anak melalui teknologi peyuntikan inseminasi buatan (IB) dan penyaluran bantuan jantan dan betina kepada kelompok peternak.
"Kami kini melakukan penerapan rekayasa teknologi budi daya ternak domba dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) peternak itu," katanya.
Marjaya, seorang peternak domba di Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka kini memiliki domba sebanyak 20 ekor dengan harga rata-rata Rp6 juta untuk usia dua tahun.