REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pembawa acara MSNBC Joy Reid dianggap islamofobia setelah ia membandingkan presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan para pemimpin di dunia Muslim. Selama episode The Reid Out pada Senin lalu, Reid bertanya kepada bintang tamunya, apakah mereka yakin Trump bertindak seperti 'cara Muslim bertindak' dan apakah Trump bertindak mirip dengan para pemimpin di dunia Muslim dan meradikalisasi pendukungnya.
"Ketika para pemimpin, katakanlah di dunia Muslim, banyak bicara tentang kekerasan dan mendorong pendukung mereka untuk bersedia melakukan kekerasan, termasuk pada tubuh mereka sendiri, untuk menang melawan siapa pun yang mereka putuskan adalah musuh, kami di media AS menggambarkan mereka meradikalisasi orang-orang ini, terutama ketika mereka meradikalisasi kaum muda," kata Reid dalam episode tersebut, dilansir di Washington Examiner, Rabu (2/9).
"Begitulah cara kami berbicara tentang cara Muslim bertindak. Ketika Anda melihat apa yang dilakukan Donald Trump, apakah itu berbeda dengan yang kami gambarkan sebagai orang yang meradikalisasi?" demikian pertanyaan yang Reid ajukan kepada bintang tamunya.
Editor untuk Newsweek, Naveed Jamali, sepakat dan mengatakan dia tidak meyakini kedua skenario itu berbeda jauh. Potongan momen tersebut menjadi viral di Twitter. Banyak akun (pengguna) yang mempertanyakan perbandingan Reid tersebut dan menyebutnya sebagai islamofobia.
"Joy-ann Reid baru saja membandingkan pendukung Trump yang diradikalisasi dengan 'cara Muslim bertindak'. Ini islamofobia, dia harus segera meminta maaf," ujar seorang pengguna di Twitter.
"Wah. Joy Ann Reid mengatakan para pemimpin Muslim berbicara banyak tentang bahasan kekerasan dan mendorong pendukung mereka untuk melakukan kekerasan' dan kemudian membandingkan 'cara Muslim bertindak' dengan Trump dan pendukungnya. Analogi yang mengerikan, berbahaya dan sama sekali tidak akurat untuk dibuat," unggah Rowaida Abdelaziz, seorang reporter yang berfokus pada islamofobia untuk Huffington Post.
Anggota kongres AS untuk Minnesota, Ilhan Omar, juga mengecam pernyataan Reid tersebut. Omar merupakan anggota parlemen dari Partai Demokrat yang juga salah satu wanita Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Kongres.
"Sejujurnya, islamofobia biasa (iseng-iseng) ini menyakitkan dan berbahaya. Kami pantas mendapatkan yang lebih baik dan permintaan maaf atas momen menyakitkan bagi begitu banyak Muslim di seluruh negara kami ini harus segera disampaikan," demikian unggahan Omar.
The Washington Examiner telah menghubungi MSNBC untuk menanggapi komentar tersebut. Pertanyaan yang dilayangkan Reid itu muncul setelah Trump sebelumnya enggan mengecam tindakan remaja kulit putih berusia 17 tahun yang diduga menembak dan menewaskan dua orang yang tengah melangsungkan aksi protes di Kenosha, Wisconsin. Trump malah menyebut remaja itu mungkin bertindak untuk membela diri.
Kyle Rittenhouse telah ditangkap sehubungan dengan penembakan tersebut. Aksi protes itu berlangsung menentang kekerasan polisi di kota itu, setelah seorang pria kulit hitam bernama Jacob Blake ditembak tujuh kali di punggung oleh polisi di Kenosha pada 23 Agustus 2020. Rittenhouse saat itu disebut menembaki pengunjuk rasa dengan senapan semi-otomatis ala militer.