REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lamanya waktu tidur ideal bisa berbeda-beda berdasarkan usia. Pakar tidur Boris Dubrovsky dari NYMetroSleep mengatakan, seseorang yang berusia 20-an bisa saja memiliki kebutuhan tidur berbeda dengan usia 30-an atau lansia.
Berapapun usia seseorang, tidur adalah sisi penting dalam segitiga kesehatan. Tidur berkualitas menopang kesehatan sama krusialnya dengan pola makan yang baik dan olahraga teratur. Namun, pola tidur bisa saja berubah-ubah.
Menurut Dubrovsky, hal tersebut sangat normal. Dengan bertambahnya usia, siklus sirkadian bergeser lebih awal. Itu membuat seseorang secara alami bangun lebih awal, sehingga orang yang lebih tua terkesan butuh lebih sedikit tidur.
Hal lain yang terjadi adalah kontinuitas tidur mulai menurun dan waktu tidur menjadi lebih menyebar, dengan waktu terjaga yang lebih sering dan lebih lama. Sebagian orang juga perlu waktu lebih lama untuk bisa jatuh terlelap.
Seseorang dalam usia 30-an mungkin merasa bisa bekerja semalaman dan tetap terjaga tanpa kantuk keesokan harinya. Atau, pergi ke banyak tempat dengan perjalanan udara dan siap untuk petualangan berikutnya saat mendarat.
Namun, untuk seseorang yang berusia 60-an, secara umum kondisi itu hampir tidak mungkin. Lansia dengan usia di atas kepala enam cenderung tidur malam enam jam dengan jadwal yang teratur, dan memiliki jadwal sama di akhir pekan.
Kebutuhan tidur juga dipengaruhi oleh aktivitas harian. Kelompok usia 30-an yang menghabiskan hari-harinya dengan waktu tidur tidak teratur, kemungkinan besar di akhir pekan akan tidur selama sembilan hingga 10 jam.
Dubrovsky merekomendasikan semua kelompok usia memperhatikan jam tidur. Jumlah tidur ideal untuk individu lebih muda kira-kira tujuh setengah sampai delapan jam, sementara usia lebih tua sekitar enam setengah sampai tujuh jam.
Anggapan terbaik adalah memandang waktu tidur sebagai dua kurva normal, dengan rata-rata usia lebih muda sedikit lebih tinggi daripada usia lebih tua. Selain itu, aktivitas fisik yang konsisten juga menambah kualitas tidur.
Aktivitas fisik yang dimaksud tidak perlu berat, asalkan terus-menerus dilakukan. Menghabiskan cukup waktu di luar ruangan pada waktu yang tepat akan membantu menjaga kualitas dan kuantitas tidur seiring bertambahnya usia.
"Untuk orang yang lebih tua, terutama yang mengalami gangguan pola tidur, aktivitas fisik dan sinar matahari di luar ruangan mungkin bekerja lebih baik di sore hari," kata Dubrovsky, dikutip dari laman Martha Stewart Living, Rabu (2/9).