REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon mengarah pada tingkat bahaya. Untuk itu, Pemkot Cirebon membentuk dua tim untuk mengatasinya. "Penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon masih terkendali, namun sudah mengarah ke tingkat bahaya," ujar Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, usai rapat evaluasi penerapan AKB di Kota Cirebon, Rabu (2/9).
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Azis, pihaknya membentuk dua tim besar. Tim pertama, dipimpin kadinkes Kota Cirebon dan bertugas untuk melakukan penanggulangan Covid-19 dengan upaya testing, tracing, tracking dan isolating.
Sedangkan tim kedua, dipimpin langsung oleh wali kota dan bertugas sebagai tim pencegahan. Tim itu berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 masih terjadi.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat juga akan diberi tahu bahwa saat ini tengah digodok perda yang berisi sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan, di antaranya penggunaan masker. "Kami berusaha menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan Covid-19," kata Azis.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Cirebon, Edy Sugiarto, menyebutkan, hari ini terdapat penambahan sembilan kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon. Dengan demikian, jumlah total kasus terkonfirmasi positif di Kota Cirebon sudah mencapai 94 warga. Selain itu, terdapat pula 380 orang suspek dan 440 orang kontak erat. "Saya menyebutkan, all the new danger sudah terjadi," tukas Eddy.
Mengenai ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi, Eddy menyebutkan, saat ini hanya tinggal lima tempat tidur. Yakni, satu di RST Ciremai dan empat di RSD Gunung Jati. Namun, pihaknya masih memiliki cadangan kamar di eks gedung BKKBN Kota Cirebon.