Kamis 03 Sep 2020 05:58 WIB

Kekejaman Tentara Salib dan Sikap Islam di Perang Salib II

Tentara Salib membunuh pasukan Muslim dengan sangat sangat keji.

Red: Nashih Nashrullah
Tentara Salib membunuh pasukan Muslim dengan sangat sangat keji. Suasana perang salib memperebutkan Yerusalem.
Foto: wikipedia
Tentara Salib membunuh pasukan Muslim dengan sangat sangat keji. Suasana perang salib memperebutkan Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, Perang Salib diawali saat Paus Ur banus II (1099 M) mengumumkan Perang untuk membebaskan Yerusalem pada 1095. Seruan Paus itu mendapat sambutan hangat di wilayah Prancis dan sekitarnya.

Ceramah Paus, menurut Edward Gibbon di dalam History of the Decline and Fall of the Roman Empire, telah “menyentuh syaraf perasaan yang sangat halus” dari masyarakat Eropa. Dengan dipimpin oleh beberapa pendeta dan bangsawan, mereka kemudian berangkat melalui jalur darat, melewati Konstan tinopel, menuju ke Yerusalem (al-Quds).

Wilayah Asia Minor (kini Turki), Suriah, dan Palestina yang saat itu berada di bawah kendali Muslim satu per satu jatuh ke tangan tentara salib. Tentara dan masyarakat Muslimin berusaha mempertahankan kota-kota tempat tinggal mereka dari serangan orangorang Frank—sebutan untuk orang-orang Prancis atau Eropa Barat ketika itu—tetapi pada Perang Salib yang pertama ini mereka lebih sering gagal daripada berhasil.

Pada pertengahan 1099, tentara salib tiba di Yerusalem (al-Quds). Se telah mengepungnya selama lima pekan pada 15 Juli Kota Yerusalem jatuh ke tangan tentara salib. Orang-orang Frank sama sekali tidak punya rasa belas kasihan terhadap orang-orang yang ditaklukkannya. Mereka melakukan pembunuhan terhadap masyarakat Muslim dan Yahudi.