REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Afrika Selatan siap membantu Mozambik melawan pemberontakan teroris yang mencatut nama Islam yang tengah berkembang di utara negara itu. Hal itu dilakukan setelah mendengar dari Maputo tentang bantuan apa yang dibutuhkannya.
Dilansir di Daily Maverick, Rabu (3/9), Menteri Hubungan dan Kerjasama Internasional Afrika Selatan, Naledi Pandor, mengatakan, bahwa Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) telah meminta Mozambik untuk memberikan peta jalan mengenai persyaratannya dari kawasan itu sejak Mei. Dia mengatakan, begitu Mozambik telah menyerahkan peta jalan, Afrika Selatan dan anggota SADC lainnya dapat memutuskan bagaimana mereka dapat membantu.
"Jika lebih banyak dukungan intelijen, jika Angkatan Laut Afrika Selatan yang berpatroli di pantai, jika itu adalah bantuan dari Angkatan Pertahanan kami, kami sebagai Afrika Selatan siap siaga," kata Pandor kepada Komite Portofolio Parlemen untuk Hubungan Internasional dalam pertemuan virtual.
Namun demikian dia menambahkan, pihaknya harus mendapatkan indikasi itu dari pemerintah Mozambik. Menurutnya, tidak benar bahwa seperti yang disarankan oleh seorang anggota parlemen, bagi Afrika Selatan untuk mengirim misi pencari fakta ke provinsi Cabo Delgado tempat pemberontakan terjadi.
"Karena terserah Mozambik untuk memutuskan bantuan apa yang dibutuhkan," ujarnya.
Dia mengatakan Mozambik telah diminta untuk memberikan peta jalan ini pada (19/5) pada pertemuan puncak Organ SADC tentang kerja sama politik, pertahanan, dan keamanan di Harare.
Pada KTT tersebut, kepala negara regional telah mengarahkan sekretariat SADC untuk segera mengeksplorasi cara-cara berbagi intelijen di antara negara-negara anggota untuk melawan terorisme di Mozambik dan secara lebih umum. Negara-negara anggota juga didesak untuk mendukung Mozambik dalam perangnya melawan pemberontakan teroris.
Pandor mengatakan bahwa pada pertemuan puncak SADC pada (17/8) lalu, para pemimpin regional telah mengkonfirmasi komitmen SADC untuk mendukung Mozambik. Tetapi KTT tersebut telah mencatat bahwa komite SADC yang telah diarahkan oleh KTT Harare (19/5) untuk mengeksplorasi cara-cara di mana SADC dapat membantu Mozambik.
Pandor mengatakan kepada komite parlemen bahwa pemberontakan di Mozambik utara memiliki berbagai implikasi bagi Afrika Selatan.
Pertama, orang-orang yang terlantar akibat pemberontakan kemungkinan akhirnya mencari perlindungan di Afrika Selatan. Pandor mengatakan, PBB telah memperkirakan sekitar 250 ribu orang atau 10 persen dari populasi Cabo Delgado telah mengungsi akibat pemberontakan.
Kedua, terdapat peluang besar bagi Afrika Selatan untuk mengimpor gas alam dari cadangan besar yang telah ditemukan di Cabo Delgado, sehingga keamanan provinsi itu sangat menarik bagi Afrika Selatan dan strategi diversifikasi energinya.
Ketiga, Badan Keamanan Afrika Selatan perlu meningkatkan kapasitas dan pengumpulan data mereka untuk memungkinkan Afrika Selatan membuat keputusan yang tepat tentang bagaimana menanggapi pemberontakan.
Pandor mengungkapkan keprihatinan khusus tentang laporan penangkapan kota pelabuhan Mocimboa da Praia pada bulan Agustus lalu.
Menurut analis keamanan, kota itu tetap berada di tangan pemberontak, meskipun pasukan keamanan Mozambik baru-baru ini memulai kampanye untuk merebutnya kembali.