REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengecam keras majalah Charlie Hebdo karena menerbitkan ulang kartun yang menghina Islam dan Nabi Muhammad.
Dilansir di AA News, Rabu (3/9), dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy mengutuk karikatur penghinaan terhadap Islam itu kepada Charlie Hebdo. Menurutnya, tidak mungkin untuk membenarkan penghinaan terhadap Muslim dengan dalih bahwa itu semua adalah kebebasan pers, seni, atau ekspresi.
Aksoy mengatakan, sikap otoritas Prancis, terutama Presiden Emmanuel Macron, untuk membubarkan insiden dengan dalih kebebasan berekspresi juga tidak bisa diterima.
"Di setiap kesempatan, mereka yang mendefinisikan diri mereka sebagai demokrat dan liberal melayani generasi baru fasis dan rasis di Prancis dan Eropa dengan menggunakan tindakan rasis dan diskriminatif yang meningkatkan anti-Islamisme dan xenofobia," katanya.
Aksoy mengatakan bahwa mentalitas yang menyedihkan itulah yang mencoba untuk membuat jutaan Muslim yang hidup dalam damai memberikan pukulan terhadap harmoni sosial, persatuan, dan kesetaraan setiap hari.
"Mereka yang secara tidak sadar melakukan ini harus sadar bahwa mereka merusak perdamaian masyarakat," tambahnya.
Turki mendesak politisi dan sekutu Eropa untuk mengambil sikap yang jelas terhadap serangan semacam itu yang sedang meningkat dan melukai sentimen Muslim.