REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keragaman etnik diwarnai dengan perbedaan warna kulit, suku, dan budaya bukanlah hal yang baru. Allah bahkan telah menciptakan konsepnya sebelum menciptakan Nabi Adam AS.
Sehingga, perbedaan etnik dan budaya itu sejatinya adalah kehendak Allah SWT. Imam Tarmidzi dalam kitabnya berjudul Sunan At-Tarmidzi menyebut hadis terkait penciptaan konsep keragaman oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Innallaha khalaqa Adama min qabdhatin qabadhaha min jami’il-ardhi fa-ja-a banu Adama ala qadril-ardhi, ja-a minhumil-ahmaru wal-abyadhi wal-aswadu wa baina dzalika wa-sahl, wal-huznu, wal-khabits, wa thayyibi,”. Yang artinya: “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang Dia ambil dari semua tanah bumi. Maka, Bani Adam datang sesuai dengan tanah dari bumi yang mana,”.
“Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan perpaduan antara warna-warna itu. Ada yang lembut, ada yang kasar, ada yang buruk, dan ada yang baik,”. Imam Tirmidzi menyebut, hadis ini berkadar hasan shahih dan diriwayatkan dari Abu Dawud.
Dalam hadis tersebut dinyatakan bahwa sejatinya, konsep keragaman yang dikenal oleh manusia saat ini bukanlah hal yang diciptakan oleh manusia semata. Di dalamnya ada kuasa Allah yang bahkan telah jauh-jauh hari diciptakan konsepnya sebelum penciptaan Adam.