REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pada 29 Agustus lalu, pasukan India dan Cina kembali terlibat bentrokan di wilayah perbatasan kedua negara di Himalaya, tepatnya di tepi selatan Danau Pangong Tso. Beberapa laporan media menyebut bahwa India telah mengerahkan Special Frontier Force (SFF) atau Pasukan Perbatasan Khusus untuk melakukan operasi di wilayah Ladakh Timur.
Dilaporkan EurAsian Times, SFF yang juga dikenal sebagai batalion Vikas adalah salah satu unit bersenjata paling "misterius" di India. Mereka tidak termasuk dalam lingkup Angkatan Darat India, tapi berada di bawah naungan Sekretariat Kabinet. SFF melaporkan pekerjaannya langsung kepada perdana menteri.
SFF dibentuk setelah perang Indo-Sino 1962. Ribuan orang Tibet yang diasingkan direkrut (sekarang memiliki campuran orang Tibet dan Gorkha). Pada awalnya SFF diberi nama Establishment 22. Mengingat kerja sama pertahanan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat (AS) pada saat itu, diputuskan bahwa CIA dan Biro Intelijen akan melatih 5.000 pasukan Tibet untuk kemungkinan misi melawan China.
CIA telah terlibat dalam operasi rahasia untuk melatih gerilyawan Tibet untuk melawan pendudukan Tibet oleh Pemerintah China. Namun, ketika hubungan India dengan AS memburuk pada 1970-an, Washington menarik diri dari inisiatif untuk melatih SFF.
SFF telah terlibat dalam beberapa operasi rahasia termasuk perang 1971, Operasi Bintang Biru di Kuil Emas Amritsar, konflik Kargil, dan operasi kontra-pemberontakan di negara itu. Ada beberapa operasi lain yang diikuti SFF tetapi rinciannya dirahasiakan.
Terkait bentrokan terbaru dengan China, Angkatan Darat India menyebut bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) telah melakukan tindakan provokatif di wilayah yang dipersengketakan di Pangong Tso. Di sisi lain, Juru Bicara Komando Western Command PLA Kolonel Zhang Shuili, menyalahkan Angkatan Darat India karena menimbulkan ketegangan di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 31 Agustus malam, Zhang menuduh pasukan India melanggar Line of Actual Control (garis perbatasan de facto India-China) lagi dan menyeberang di tepi selatan Pangong Tso dan Jalur Reqin.
Keterangan Zhang ditimpali kembali oleh Kolonel Aman Anand dari (PRO) Angkatan Darat India. "Pasukan India mendahului aktivitas PLA ini di tepi selatan danau Pangong Tso, melakukan tindakan untuk memperkuat posisi kami, dan menggagalkan niat China untuk mengubah fakta di lapangan secara sepihak," ujar Anand.
Menariknya, SFF biasanya tidak terlibat dalam operasi militer normal, tetapi aksi rahasia. Bentrokan di Pangong Tso merupakan bentrokan kedua yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Pada 15 Juni lalu, tentara India dan China terlibat bentrokan di Lembah Galwan, Ladakh.
Peristiwa itu mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan.
Pascabentrokan tersebut, China dan India melakukan pembicaraan di level diplomatik serta militer. Kedua negara setuju untuk mengambil langkah-langkah yang bertujuan mengurangi ketegangan di perbatasan.