Kamis 03 Sep 2020 19:06 WIB

Pesta Gay, MUI: Ini Peringatan Keras Buat Pemerintah

Aktivitas pesta gay  itu sudah menjadi kesesatan dan menunjukkan bejatnya pelaku.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal MUI KH Zaitun Rasmin, meminta agar semua komponen bangsa ikut bertanggung jawab atas dilakukannya pesta gay yang terjadi berulang kali. Menurut dia, aktivitas itu sudah menjadi kesesatan dan menunjukkan bejatnya pelaku.

"Itu adalah penyakit kronis yang harus dihilangkan," ujar dia kepada Republika Kamis (3/9).

Dia menambahkan, aktivitas baru-baru ini yang dilakukan enam kali berturut-turut oleh pihak yang sama, juga merupakan peringatan keras bagi pemerintah. Utamanya masyarakat sekitar.

photo
Juru bicara Polda Metro Jaya Yusri Yunus, kiri, berbicara dengan tersangka yang ditangkap dalam penggerebekan pesta seks sesama jenis atau gay, saat konferensi pers di Mabes Polri Jakarta, Jakarta, Rabu (2/9/2020). - (AP/Tatan Syuflana)

"Kok bisa berulang kali seperti itu, tapi tidak terendus oleh berbagai pihak," tanya dia.

Dia menegaskan, untuk menghindari aktivitas serupa ke depannya, perlu ada pengawasan ketat dari pemerintah, khususnya melalui pihak kepolisian dan pemerintah daerah. Bahkan, dirinya juga menyebut bahwa masyarakat harus ikut peduli, dan melaporkan setiap hal mencurigakan ataupun yang dirasa aneh di sekitarnya kepada pihak berwajib.

"Walaupun kita harapkan, jangan ada yang main hakim sendiri. Tapi laporkan ke pihak berwajib, termasuk ke MUI salah satunya," tuturnya.

Pendiri Wahdah Islamiyah itu melanjutkan, Pemda, seharusnya juga aktif dalam melakukan pemantauan, baik menggandeng aparat maupun pihak lain yang berwenang. Katanya, hal itu ditujukan untuk mengatasi masalah LGBT yang saat ini ia nilai masih subur.

Terkait pembinaan, dia menyarankan, agar mereka mau diobati dan disadarkan. KH Zaitun menyebut, selain dengan bantuan Psikolog Klinis, para pelaku Gay atau LGBT juga diharapkan bisa berkomunikasi dengan ahli agama.

"Kita dari MUI atau ormas-ormas Islam bisa membantu. Jadi kalau kami diberi akses untuk mengajak mereka ke jalan yang benar, dan diminta membina agar mereka tidak kembali terpengaruh, kami bisa dan ingin," ungkap dia.

Sebelumnya sempat diberitakan, beberapa panitia kegiatan yang kini jadi tersangka, mengumpulkan peserta dalam grup yang bernama Hot Space Indonesia. Dalam grup obrolan dari aplikasi WhatsApp itu, diketahui ada 150 orang yang ikut bergabung. 

Untuk pelaksanaan pesta gay sendiri, tersangka mengaku telah melakukan sebanyak enam kali berturut-turut sejak medio 2018 lalu. Para peserta, kata dia, dipungut biaya sekitar Rp 150 ribu per orang, atau Rp 350 ribu per tiga orang.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement