REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Penjualan produk secara daring oleh beberapa pedagang pakaian di Benteng Trade Center (BTC), Solo, Jawa Tengah, belum normal. Selama pandemi Covid-19, terjadi pergeseran sistem pembelian oleh masyarakat dari langsung menjadi daring.
"Saat ini penjualan masih lesu, dalam satu hari hanya laku sekitar 50 potong," kata salah satu pegawai di Vente Store, Linda Nur Hasanah, di Solo, Kamis (3/9).
Dia mengatakan angka penjualan tersebut turun drastis dibandingkan dengan penjualan sebelum terjadi pandemi Covid-19 yang dalam satu hari bisa mencapai 200 potong. Namun, menurut dia, kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan awal pandemi yang bahkan dalam satu hari tidak ada satupun penjualan.
"Dulu kami juga melayani penjualan secara langsung dan daring, tetapi sekarang semenjak Covid-19 ini kami lebih banyak melayani penjualan lewat instagram," ujarnya.
Dia mengatakan kebanyakan para konsumen berasal dari Pulau Jawa. Meski penjualan lesu, sejauh ini tidak ada kenaikan harga produk. Penjual gamis berbahan brokat ini mematok harga mulai dari Rp 90 ribu hingga 150 ribu per potong.
Sementara itu, salah satu petugas jasa pengiriman barang BCT Express Endra Oktavianto mengatakan saat ini volume pengiriman paket mengalami penurunan hingga hampir 50 persen dibandingkan sebelum terjadi pandemi Covid-19. "Saat ini jumlah pengiriman ada sekitar 30-40 paket pengiriman per hari, kalau dulu sekitar 60-70 paket pengiriman per hari," kata dia.
Selain itu, belum ada pengiriman barang ke luar negeri menyusul terjadinya kenaikan ongkos kirim karena penyesuaian harga tiket pesawat terbang. "Kalau dulu pengiriman ke luar negeri untuk per kilogram sekitar Rp 150 ribu, kalau sekarang bisa sampai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per kilogram," kata dia.
Sedangkan, untuk ongkos kirim domestik masih normal, yaitu di kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram sesuai dengan jenis paket yang dipilih.