Kamis 03 Sep 2020 20:43 WIB

Polisi China Buru Pendemo yang Tolak Bahasa Mandarin

Polisi China tawarkan hadiah uang tunai kepada siapa pun yang beri petunjuk.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi China (ilustrasi).
Foto: AP Photo
Polisi China (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING -- Kepolisian China menawarkan hadiah uang tunai kepada siapa pun yang dapat memberikan petunjuk untuk menemukan lebih dari 100 orang demonstran di sejumlah kota di Mongolia. Demonstrasi terjadi setelah pengenalan bahasa Mandarin ditetapkan menjadi pelajaran di beberapa sekolah di wilayah otonom.

Biro kepolisian Tongliao, sebuah kota di wilayah otonom China yang berbatasan dengan Mongolia dan Rusia, menerbitkan foto dan deskripsi rinci dari puluhan orang yang dituduh menentang dan menyebabkan masalah pada Rabu (2/9).

Baca Juga

Dilaporkan bahwa orang-orang tersebut melakukan kejahatan antara 30 Agustus dan 1 September, periode yang sama ketika aksi unjuk rasa yang berujung dengan kerusuhan terjadi.

Polisi Distrik Horqin mengeluarkan pemberitahuan terpisah yang menyerukan informasi tentang puluhan orang. Pencarian dilakukan karena upaya pemerintah untuk mengubah bahasa pengantar beberapa mata pelajaran ke bahasa Mandarin dari bahasa Mongolia telah mendorong orang tua dan siswa untuk memboikot kelas dan turun ke jalan sebagai protes.

Pihak berwenang telah menggunakan teknik serupa untuk mencairkan budaya etnis minoritas di Tibet, Xinjiang, dan Guangdong. Video dari kelompok hak asasi manusia menunjukkan orang-orang meneriakkan tuntutan di Tongliao, yang memiliki populasi Mongolia secara signifikan.

Peluncuran kelas bahasa Mandarin dimulai pada Selasa (1/9), dimulai dengan kelas bahasa dan sastra untuk kelas-kelas tertentu. Ini nantinya akan mencakup mata pelajaran lain, yaitu moralitas, hukum, dan sejarah. Presiden China Xi Jinping mendesak perbaikan pendidikan dalam tiga mata pelajaran di mana perubahan telah terjadi di Mongolia Dalam dalam upaya untuk menjaga keamanan ideologis.

Otoritas pendidikan setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bahasa Mandarin hanya akan digunakan untuk mengajar tiga mata pelajaran, Sementara, sistem pengajaran bilingual saat ini belum diubah.

Seorang pria yang dicari polisi dituduh melanggar aturan pada 31 Agustus di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi di Tongliao. Pemberitahuan terpisah yang dikeluarkan oleh polisi distrik Horqin melalui akun resmi WeChat memberitahukan bahwa mereka mencari informasi tentang 129 orang atas tuduhan yang sama.

Hadiah yang ditawarkan adalah uang tunai sebesar 1.000 yuan (146 dolar) bagi siapa saja yang memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang identitas mereka. Polisi Tongliao juga mendesak orang-orang yang bersalah untuk menyerahkan diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement