REPUBLIKA.CO.ID, NEDLANDS -- Studi terbaru mengungkap, racun yang dimiliki lebah madu dapat menghancurkan membran sel kanker dalam waktu 60 menit. Lebih spesifik, racun menghancurkan kanker payudara tripel negatif, yang pilihan pengobatanya amat terbatas.
Penelitian digagas oleh Ciara Duffy dari Institut Penelitian Medis Harry Perkins dan Universitas Australia Barat. Riset yang sudah diterbitkan dalam jurnal npj Precision Oncology itu mendapati efek racun yang sangat kuat.
Tim menggunakan racun dari sekitar 300 ekor lebah madu di Inggris, Irlandia, dan Perth, Australia Barat. Studi berupaya menyelidiki sifat anti-kanker dari racun lebah madu serta melittin, komponen aktif dari racun lebah madu.
"Kami menemukan racun lebah madu dan melittin secara signifikan, selektif, dan cepat, mampu mengurangi viabilitas kanker payudara tripel negatif dan sel kanker payudara yang diperkaya HER2," kata Duffy, dikutip dari Fox News, Kamis (3/9).
Dia menjelaskan, melittin menunjukkan hasil positif dalam pelepasan senyawanya. Tim bahkan dapat mereproduksi melittin secara sintetis, dan menemukan bahwa produk itu tetap mencerminkan sebagian besar efek antikanker.
Racun lebah madu dan melittin memengaruhi jalur persinyalan kanker, pesan kimiawi yang fundamental untuk pertumbuhan dan reproduksi sel kanker. Tim menemukan bahwa jalur persinyalan itu diblokir dengan sangat cepat.
Melittin tidak hanya menghancurkan sel kanker, tetapi juga mengurangi pesan kimiawi sel kanker yang memungkinkan kanker membelah dan berkembang biak. Komponen itu juga diuji untuk penggunaan bersama obat kemoterapi lain.
"Kami menemukan melittin dapat digunakan dengan molekul kecil atau kemoterapi seperti docetaxel, untuk mengobati jenis kanker payudara yang sangat agresif, sangat efisien dalam mengurangi pertumbuhan tumor pada tikus," kata Duffy.
Lebah madu yang berasal dari Australia, Irlandia, maupun Inggris menghasilkan efek yang hampir sama pada kanker payudara. Namun, racun lebah tidak dapat menyebabkan kematian sel pada konsentrasi yang sangat tinggi.
Karena itu, penelitian di masa depan diperlukan untuk menilai secara formal metode terbaik dalam menyediakan melittin. Informasi lain yang perlu diungkap adalah dosis maksimum yang dapat ditoleransi dan potensi toksisitas.
Profesor Peter Klinken yang tidak terlibat dalam studi mengapresiasi temuan Duffy. Kepala ilmuwan Australia Barat itu menyebutnya pengamatan yang komprehensif terhadap melittin, komponen utama dari bisa lebah madu.
"Sangat menarik mengetahui melittin dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara mematikan, terutama kanker payudara tripel negatif. Ini memberikan contoh bagus lain bahwa senyawa di alam dapat digunakan untuk mengobati penyakit manusia," tuturnya.