Kamis 03 Sep 2020 22:35 WIB

Kak Seto: Industri Rokok Berstrategi Giring Anak Merokok

Anak-anak biasanya belajar melalui pengamatan perilaku dari manusia lain.

Red: Ratna Puspita
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (tengah)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, industri rokok berstrategi menggiring anak dan remaja menjadi perokok baru menggantikan generasi sebelumnya. Strategi itu seperti mensponsori acara musik dan olahraga.

"Kita melihat strategi industri rokok menggiring anak dan remaja untuk merokok, menggantikan para perokok yang mungkin sudah tidak merokok karena terkena berbagai macam penyakit akibat merokok," kata Seto dalam seminar virtual Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertema "Peran Keluarga dalam menolak Bujukan Rokok", dipantau dari Jakarta, Kamis (3/9).

Baca Juga

Menurut psikolog anak yang akrab disapa Kak Seto itu, salah satu strategi yang dilakukan industri rokok untuk menciptakan perokok pemula itu adalah dengan maraknya iklan rokok. Dia menyebut, tidak ada lagi ruang yang bebas dari iklan rokok di berbagai tempat.

Padahal, menurut Kak Seto, berdasarkan teori pembelajaran sosial, manusia termasuk anak-anak biasanya belajar melalui pengamatan perilaku dari manusia lain dihasilkan dari interaksi timbal balik berkelanjutan. Anak-anak dengan lingkungan sekitar merokok akan melihat hal itu sebagai contoh. Hal sama juga terjadi saat banyak brand rokok memenuhi acara olahraga atau pertunjukan musik.