Jumat 04 Sep 2020 09:49 WIB

RSPAD Ungkap Kondisi Polisi Korban Perusakan Polsek Ciracas

Tiga orang polisi harus dirawat di RSPAD pascapenyerangan Polsek Ciracas.

Rep: Eva Rianti/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu mobil yang hancur pasca penyerangan di kawasan Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8). Polsek Ciracas dikabarkan diserang oleh sejumlah orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Salah satu mobil yang hancur pasca penyerangan di kawasan Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8). Polsek Ciracas dikabarkan diserang oleh sejumlah orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Letjen TNI Bambang Tri Hasto, mengungkapkan kondisi terkini dari tiga korban dalam kasus perusakan Polsek Ciracas. Ketiga korban adalah Bripka T, M, dan seorang polisi berpangkat Bripda yang tidak disebutkan inisialnya.

 

Baca Juga

Bambang menjelaskan, korban pertama, yakni Bripka T dipindahkan ke RSPAD pada 31 Agustus 2020 setelah sebelumnya menjalani perawatan di RS Polri, Kramat Jati. Bripka T disebut mengalami luka pada mata serta bagian pipi kanan yang diduga akibat tembakan senjata airsoft gun.

"Didapatkan ada robekan di lapisan retina, termasuk kerusakan," ujar Bambang di kantor Puspomad, Jakarta Pusat, Kamis (3/9). Dia melanjutkan adanya diagnosa lainnya, yakni terdapat dua benda asing yang masuk di pipi kanan, sehingga kemudian T harus menjalani operasi pengambilan benda asing tersebut.

Bambang menjelaskan, T sudah menjalani CT scan. "Sudah dilakukan CT scan, tidak ada tanda-tanda tampak patah tulang kepala dan tidak ada pendarahan di kepala, namun didapatkan bayangan bulat di rongga maksila, di bawah mata kanan," kata Bambang.

Korban M juga sebelumnya dirawat di RS Polri, Kramat Jati, lantas pada 31 Agustus 2020 dipindahkan ke RSPAD. "Pasien kedua sudah dioperasi di RS Polri. Dia sama, ada luka benda asing juga. Kami sekarang merawat lukanya saja," ujar Bambang.

Bambang menjelaskan, pada pemeriksaan CT scan, M tidak memiliki tanda-tanda kelainan pada otaknya. Namun, M tetap perlu untuk dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, korban ketiga yang tidak disebutkan inisialnya, telah dilarikan ke RSPAD pada 1 September 2020 setelah awalnya dirawat di RS Polri, Kramat Jati. Bambang menjelaskan, korban mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Korban berpangkat Bripda tersebut sempat menjalani operasi akibat pecahnya pembuluh darah paha kanannya. Setelah menjalani operasi yang dilakukan di RS Polri tersebut, saturasi pernafasannya mengalami penurunan hingga 70 persen.

Pasien tersebut oleh RSPAD dilakukan pemeriksaan ulang dengan CT scan serta pemeriksaan thorax. Hasilnya menunjukkan tidak adanya patah tulang ataupun pendarahan di kepala.

Namun, berdasarkan foto thorax, terdapat adanya luka sehingga pihak RSPAD melakukan tindakan medis terhadap paru-paru dan saluran pernafasan pasien atau bronkoskopi. "Didapatkan pendarahan saluran paru bagian atas, ada gumpalan darah yang menutup saluran napas, yang ini menyebabkan paru-parunya di foto thorax-nya jadi berkabut, jadi seolah-olah tidak mau berkembang," jelas Bambang.

Tindakan perawatan tersebut membuat kondisi korban berangsur pulih. Saturasi pernapasannya kini telah meningkat sekitar 95 persen hingga 99 persen, yang menunjukkan pernapasannya membaik. Namun, korban kini masih harus menggunakan ventilator.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement