Jumat 04 Sep 2020 13:31 WIB

Ridwan Kamil Minta Pesantren Harus Go Digital

Pesantren harus bisa mandiri secara ekonomi, lalu maksimalisasi di bidang pertanian.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi Pesantren Idrisiyyah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (6/7).
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi Pesantren Idrisiyyah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menilai, pada dasarnya pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga menjadi pusat perubahan dalam berbagai bidang termasuk teknologi.

Semua pesantren di Jabar disarankan untuk memanfaatkan teknologi alias go digital di sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang tidak terdampak pandemi global Covid-19."Santri harus menguasai teknologi karena bukan lagi sebuah pilihan, tapi suatu keharusan dan kebutuhan,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menjadi narasumber pada "Webinar EcoPesantren Citanduy Ngaruy dalam rangka Tasyakur Milad Pondok Pesantren Suryalaya ke-115" di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jum’at (4/9).

Emil mengatakan, pesantren harus bisa mandiri secara ekonomi, lalu maksimalisasi di bidang pertanian. Karena, selama COVID-19 bidang tersebut mengalami peningkatan produksi. "Kemudian dilengkapi skill teknologi sebagai suatu keharusan dan kewajiban,” katanya.

Terkait sektor pertanian, Emil pun mencontohkan keberhasilan pemanfaatan teknologi digital oleh Pondok Pesantren Al Ittifaq di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung.  “Proses penjualannya sudah menggunakan e-commerce dengan packaging yang lebih inovatif dan tentunya tetap higienis,” kata Emil.

Melalui "Citanduy Ngaruy", Emil berharap program penanaman pohon di Daerah Aliran Sungai Citanduy yang diinisiasi oleh Pondok Pesantren Suryalaya ini bisa bersinergi dengan program Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk penanaman 50 juta pohon. “Mudah-mudahan sekian (pohon) dari program ini bisa disukseskan oleh santri Pondok Pesantren Suryalaya di DAS Citanduy berkolaborasi dengan BBWS Citanduy,” katanya.

Selain itu, Emil membeberkan kepada para peserta webinar terkait beberapa program keumatan yang dimiliki Pemda Provinsi Jabar, antara lain One Pesantren One Product (OPOP) yangmemberikan modal ke pesantren untuk berwirausaha dan go digital bekerja sama dengan e-commerce. 

Kang Emil berujar, pihaknya juga mempunyai program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha), di mana sudah ada 1.300 hafidz di desa dan ditargetkan seluruh desa di Jabar akan memiliki minimal satu hafidz dalam tiga tahun.

English for Ulama pun menjadi salah satu program unggulan yang tujuannya melatih ulama-ulama muda mahir berbahasa Inggris untuk berdakwah di Eropa.“Mudah-mudahan di gelombang English for Ulama berikutnya ada santri Suryalaya yang ikut dan lulus,” katanya.

Selain itu, Pemprov Jabar juga memiliki program Dakwah Digital untuk mendigitalisasi kitab-kitab kuning melalaui dakwah para kiai di media sosial.“Provinsi Jabar itu harus modern dan maju dari sisi teknologi, tetapi juga harus tetap Islami,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement