REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) hari ini meluncurkan The All New Mikrotrans di kantornya di Jalan Mayjen Soetoyo, Cawang, Jakarta Timur. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo meresmikan langsung peluncuran armada yang berkapasitas 15 orang ini. Peluncuran ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional.
Pada kesempatan itu, Syafrin menyampaikan, moda transportasi New Mikrotrans ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum dengan trayek yang mewajibkan pemakaian Air Conditioner (AC) dalam kendaraan dan pelayanan prima. Dengan dioperasionalkannya layanan New Mikrotrans, menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil memprioritaskan aspek kenyamanan, keselamatan, keamanan, keterjangkauan dan kesetaraan yang menjadi prinsip-prinship pemenuhan transportasi umum yang telah ditetapkan.
"Mikrotrans ini akan menjadi moda andalan warga dalam beraktivitas. Karena dengan adanya Mikrotrans, warga dari rumahnya dapat melangkah, melanjutkan aktivitas dari satu feeder ke feeder lainnya, ke halte yang sudah disiapkan Transjakarta maupun oleh MRT dan KRL," ujarnya, Jumat (4/9).
Syafrin berharap, kehadiran New Mikrotrans ini bisa menambah daya tarik masyarakat dalam menggunakan transportasi umum. Terlebih, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memberikan layanan transportasi dengan menerapkan physical distancing melalui kebijakan pembatasan penumpang maksimum 50 persen selama pandemi. "Kita ingin memberikan aspek kenyamanan dan keselamatan kepada para penumpang," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo menjelaskan, armada New Mikrotrans ini akan diuji coba selama enam bulan ke depan di rute Jak 10 Tanah Abang. Uji coba diperlukan untuk mengkaji aspek teknis dan komersial sebelum dilakukan penetapan tarif New Mikrotrans yang juga sudah terintegrasi dengan Jak Lingko.
"Jadi nanti akan ada perhitungan setelah uji coba aspek teknisnya maupun aspek komersialnya. Baru kemudian kita bisa tentukan tarifnya berapa," terangnya.