Jumat 04 Sep 2020 14:49 WIB

Pendakian Arjuno-Welirang Mulai Aktif Besok

Kapasitas maksimal Gunung Arjuno hanya 500 pendaki.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Pendakian gunung Arjuno-Welirang kembali beroperasi kembali mulai Sabtu (5/9).
Foto: Dok BPBD
Pendakian gunung Arjuno-Welirang kembali beroperasi kembali mulai Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pendakian gunung Arjuno-Welirang kembali beroperasi kembali mulai Sabtu (5/9). Pengelola telah mempersiapkan sejumlah aturan termasuk batasan pendaki dalam satu kawasan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi menyatakan, kapasitas tertinggi pendakian di gunung Arjuno-Welirang 2.500 orang. Namun karena masih di tengah pandemi Covid-19, pengelola hanya menerima 500 pendaki. 

"Jadi misal hari ini, orang sudah daftar dan berangkat sudah 500. Lalu mereka belum ada yang lapor (kembali), jadi kita tidak bisa memberikannya. Tapi kalau nanti misalnya mereka turun dan lapor, jumlah yang ada di kawasan itu berkurang. Kalau misal ada yang mau berangkat, bisa kita setujui," ungkap Wahyu saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/9).

Pengelola menerapkan sistem pendaftaran daring demi mencegah kerumunan dan kontak langsung dengan petugas. Pasalnya, proses pendaftaran manual biasanya membutuhkan waktu 30 menit sehingga dikhawatirkan berpotensi menularkan Covid-19. Selain mencegah kerumunan dan kontak dengan petugas, sistem ini juga membantu mengurangi pemakaian kertas. 

Meski menggunakan sistem daring, kelengkapan persyaratan tetap harus terpenuhi. Pendaki harus membawa masker, hand sanitizer dan mengecek suhu saat berada di pos pendakian. Jika suhu pendaki berada di atas 37,3 derajat setelah tiga kali pengecekan, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti pendakian.

Kelompok pendaki yang berjumlah lebih dari 10 orang diwajibkan membawa hasil uji cepat (rapid test). Setiap pendaki harus membawa satu tenda, kecuali masih dalam satu keluarga. "Artinya sama-sama satu rumah. Kalau satu rumah, akan tetap berkumpul. Tapi kalau berbeda alamat, satu orang satu tenda," jelasnya.

Wahyu tidak bisa memberikan sanksi terhadap pendaki yang melanggar aturan protokol kesehatan. Semua kembali pada kesadaran dan kepedulian terhadap diri sendiri. Pengelola hanya bisa mengimbau dan mengingatkan betapa pentingnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Imbauannya, bahwa ini sebetulnya satu pilihan saja, harus menerapkan protokol kesehatan dan membawa kembali sampahnya. Karena banyak pendaki ini tapi lupa tentang kecintaanya kepada alam," kata Wahyu.

Menurut Wahyu, pendakian Arjuno-Welirang sebenarnya bersifat opsional untuk masyarakat. Sebab, berwisata ke gunung pada dasarnya lebih baik dibandingkan pusat perbelanjaan. Luas lahan gunung Arjuno-Welirang yang mencapai 27 ribu hektare dapat mengurangi potensi bergerombol di dalam satu lokasi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement