Jumat 04 Sep 2020 18:09 WIB

Khofifah Imbau Pendaftaran Cakada tak Libatkan Massa Besar

Pelaksanaan pilkada diharapkan tidak akan membuat kerumunan yang bisa membahayakan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada seluruh bakal pasangan calon kepala daerah yang melaksanakan pendaftaran ke KPU agar tidak melakukan pelibatan massa secara besar. Khofifah juga mengingatkan bagi mereka yang mengantar pendaftaran untul tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. 

“Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini memang pelibatan massa perlu dipertimbangkan kembali. Risiko penularan menjadi sangat besar jika massa tumpah ruah saat pendaftaran karena dorongan semangat untuk menyukseskan,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (4/9).

Khofifah berpesan kepada KPU dan Bawaslu Jatim agar terus memantau kondisi wilayahnya masing-masing, terkait zona penyebaran Covid-19. Hal ini bertujuan untuk mengkordinasikan  pelaksanaan Pilkada serta menjaga keselamatan warga yang ingin memberikan suaranya.

“Zonasi-zonasi ini menjadi penting. Masing-masing Bawaslu dan KPUD harus melakukan update mingguan untuk melihat apakah kabupatennya ini zonanya kuning, hijau, atau merah. Setelah itu cek kecamatan dan desanya,” ujarnya. 

Menurutnya, kesiapan sistem dan tata cara Pilkada juga patut menjadi perhatian. Pelaksanaan Pilkada diharapkan tidak akan membuat kerumunan yang bisa membahayakan. Oleh sebab itu, fleksibilitas dari KPU dan Bawaslu pun memiliki peran penting untuk mengatur sirkulasi pemilih di TPS agar semua aman dan kondusif.

“Fleksibilitas waktu pemilihan pasti harus dikomunikasikan ke masyarakat. Pembagian waktu pemilihan itu saya mohon kepada seluruh jajaran Bawaslu dan KPU memberikan opsi jika jam yang ditentukan perlu disesuaikan akibat satu dan lain hal, tetapi jam berahirnya masa pencoblosan tetap tidak berubah,” kata dia.

Khofifah optimistis pelaksanaan Pilkada yang diikuti 19 kabupaten/ kota di Jatim berjalan lancar. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Demokrasi Indonesia Jatim mengalami peningkatan sebesar 4,82 poin menjadi 77,68 dalam skala 0 sampai dengan 100. Capaian ini menjadi suatu sinyal bagus guna terselenggaranya Pilkada serentak yang berkualitas  pada Desember mendatang.

“Kami meyakini dengan IDI yang meningkat, utamanya bagi lembaga politik, termasuk kabupaten/ kota akan menjadi modal sosial yang kuat  berseiring dengan upaya TNI-Polri menjaga keamanan, ketertiban, dan suasana masyarakat yang tetap kondusif,” ujarnya.

Dia menambahkan, suasana guyup rukun dalam Pilkada serentak di Jawa Timur harus tetap dijaga agar semua tahapan  pelaksanaan bisa berjalan aman, damai, dan sejuk. Diharapkan pilkada serentak kali ini, meski dilaksanakan saat pandemi Covid-19,  partisipasi pemilih tetap tinggi dengan protokol kesehatan ketat.

Di Surabaya, ratusan massa turut mengantar bakal calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi beserta wakilnya Armuji yang mendaftar ke KPU Kota Surabaya, Jalan Adityawarman, Surabaya, Jumat (4/9). Para mengantar bahkan melakukan longmarch dari Kantor DPC PDI Perjuangan di Jalan Setail nomor 8 Kota Surabaya, menuju Kantor KPU Kota Surabaya.

Pendaftaran Eri Cahyadi dan Armuji juga dimeriahkan atraksi kesenian tradisional Reog Ponorogo, Barongsai, pertunjukan Banjari yang khas di kalangan jamaah pengajian, dan pentas pengamen jalanan. Utusan NU, Muhammadiyah, tokoh-tokoh lintas agama, elemen Karang Taruna, pelajar, mahasiswa, kader lingkungan, kader pemantau jentik nyamuk, tokoh-tokoh penggerak perempuan, hingga anak-anak milenial turut meramaikan pendaftaran.

Memang keseluruhan dari pengantar terlihat mengenakan masker. Bahkan beberapa di antaranya mengenakan pelindung wajah. Namun sayangnya, para pengantar tersebut belum memerhatikan jaga jarak satu sama lain. Artinya masih terjadi desak-desakan massa. Padahal, situasinya masih dalam masa pandemi Covid-19.

Memang yang bisa masuk ke dalam kantor KPU Surabaya dibatasi. Namun, mereka yang tidak dapat masuk, tetap bergerombol dan desak-desakkan di depan kantor KPU Surabaya, seraya meneriakan dukungan untuk pasangan bakal calon yang didukungnya. Di sebelah kanan kantor juga disediakan panggung hiburan, yang menampilkan nyanyian-nyanyian untuk menghibur pengantar pendaftaran.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement