Jumat 04 Sep 2020 18:33 WIB

Emil Minta Pencegahan Masif Covid-19 di Kawasan Industri

Edukasi dan catatan harian karyawan penting untuk memastikan protokol kesehatan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) berbincang dengan karyawan pabrik sebelum mengikuti rapid test atau tes cepat di pabrik Suzuki, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jum
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) berbincang dengan karyawan pabrik sebelum mengikuti rapid test atau tes cepat di pabrik Suzuki, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) yang juga Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meninjau kawasan industri di Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9). Ia meminta kepada perwakilan pengelola kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi menggencarkan edukasi penerapan protokol kesehatan kepada karyawannya.

Menurut dia, edukasi itu penting untuk memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 melalui transmisi lokal. “Pastikan semua karyawan pabrik ketika mereka pulang kerja tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujar pria yang akrab disapa Emil.

Selain itu, kata dia, pengetesan secara masif melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di kawasan industri perlu ditingkatkan untuk memetakan penyebaran kasus Covid-19 di kawasan industri. “Semua karyawan di pabrik-pabrik industri wajib mengisi buku harian setiap pagi, menjelaskan selama tidak berada di lingkungan pekerjaan mereka bepergian ke mana saja” katanya.

Menurut Emil, nantinya jawaban dari para karyawan tersebut menjadi bahan analisis gugus tugas di pabrik masing-masing untuk membuat pola kegiatan yang berisiko tinggi. Dari situ, pabrik bisa memetakan pengetesan dan langsung melakukan isolasi mandiri ketika didapat ada karyawan yang reaktif.

Emil pun meminta agar sarana prasarana penunjang di pabrik harus didukung dengan ventilasi ruangan yang memadai agar virus tidak tertahan dalam satu ruangan. “Di tempat kerja memang teorinya kalau ada jendela harus dibuka, supaya virus tidak berputar-putar di satu tempat,” katanya.

Berikutnya, kata dia, jika ada penularan transmisi lokal, maka pihak pabrik harus menerapkan work from home terhadap karyawan di kawasan terpapar tersebut dan tidak menutup semua aktivitas kerja pabrik. “Hal itu agar produktivitas karyawan yang lain tetap terjaga dalam suasana bekerja,” kata Emil.

Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengatakan, pencegahan penularan di kawasan industri salah satunya didukung dengan adanya satuan tugas (satgas). “Kita juga sudah membentuk satgas di masing-masing lingkungan, dengan membuat Mahajaka (Masyarakat Jaga Kampung) mengaktifkan peran masyarakat baik di perkampungan dan di industri pabrik,” kata Eka.

Menurut Eka, dari 23 kecamatan, tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi masih nol kasus Covid-19. Hal tersebut, karena buah upaya tak kenal lelah yang melibatkan RT/RW siaga melalui edukasi 3M.

3M yang dimaksud adalah protokol kesehatan Covid-19, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement