Jumat 04 Sep 2020 22:50 WIB

Jabar dan Pindad Buat Pemusnah Sampah Ramah Lingkungan

Pemusnah sampah Stungta sudah mendapat sertifikat ramah lingkungan dari KLHK

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
PT Pindad, Stungta X Pindad, produk pemusnah sampah ramah lingkungan.
Foto: Humas Pindad
PT Pindad, Stungta X Pindad, produk pemusnah sampah ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus melakukan inovasi dalam mengendalikan lingkungan hidup, salah satunya terkait pengelolaan volume sampah. Kali ini, inovasi hadir melalui mesin insinerasi (pembakaran) sampah berteknologi yang diberi nama Stungta.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun menyambut baik alat pemusnah sampah ramah lingkungan tanpa asap produksi PT Top Tekno Indo (Hejotekno) bekerja sama dengan PT Pindad (Persero).

Baca Juga

Ridwan Kamil mengatakan Stungta sudah mendapat sertifikat ramah lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Sudah (dapat sertifikat ramah lingkungan) dan bekerja sama dengan Pindad sehingga bisa mengelola sampah sekitar dua ton per hari,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam acara peluncuran Stungta di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (3/9).

Emil menjelaskan, Stungta hanya akan mengolah sampah yang tidak memiliki nilai untuk didaur ulang (recycle). Jika ada 100 persen sampah, 10 sampai 20 persennya oleh Bank Sampah dikelola menjadi uang. Kemudian 40 sampai 50 persennya didaur ulang menjadi pupuk dan sebagainya.

"Sisanya yang tidak ada nilai recycle sama sekali masuklah ke mesin Stungta ukuran (kapasitas) dua ton ini per hari. Diciptakan oleh orang Jawa Barat, diproduksi oleh Pindad,” kata Emil.

Emil pun berharap Stungta bisa diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak agar bisa disebarkan ke berbagai lokasi di Jabar. Dengan demikian pengendalian sampah bisa dilakukan lebih baik dan terukur.

Direktur Hejotekno Betha Kurniawan mengatakan Stungta merupakan wujud nyata inovasi hasil karya anak bangsa untuk menangani salah satu masalah lingkungan yaitu sampah. “Inovasi ini muncul dari keresahan saya pribadi dan teman-teman teknokrat untuk memberikan solusi terhadap lingkungan,” kata Betha.

Intinya, kata dia, Stungta bukan hanya karya Hejotekno, Gerakan Hejo, juga Pindad. Tapi StungtaXPindad ini rereongan (hasil bersama) masyarakat Jawa Barat, masyarakat yang menunjukkan kecintaannya pada Indonesia.

Menurut Direktur Bisnis Produk Industrial PT Pindad (Persero) Heri Heriswan, Stungta bisa menjadi alternatif dalam menyelesaikan masalah lingkungan. Dia berharap dengan dukungan Gubernur Jabar Ridwan Kamil Stungta bisa digunakan dalam pengelolaan sampah di Jabar.

“Mudah-mudahan dengan adanya dukungan Bapak Gubernur (Jabar), produk kami ini bisa dipakai di lingkungan Jawa Barat dan daerah-daerah di seluruh Indonesia. Artinya, produk yang kami launching ini bisa diserap oleh pasar di Indonesia bersaing dengan produk impor,” papar Heri.

“Dan tentu kami juga masih perlu masukan dari stakeholder untuk perbaikan dan penyempurnaan produk kami,” tambahnya.

Dilansir situs web Hejotekno, Stungta tidak menghasilkan asap dan zat berbahaya lainnya karena telah melalui pembakaran sempurna (double burner), filter, dan treatment asap. Dengan suhu ruang bakar 800-1200 °C, Stungta dapat memusnahkan hampir seluruh jenis sampah kering dan basah yang diminimasi menjadi sekitar lima persen dari volume awal sampah.

Berbeda dengan insinerator lain yang menggunakan sistem buka tutup pintu ruang bakar dan mengharuskan alat pembakarannya dimatikan dan didinginkan ketika akan memasukan sampah baru, pemasukan sampah dan pembakaran yang dilakukan Stungta dapat dilakukan secara terus menerus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement