Sabtu 05 Sep 2020 04:55 WIB

Ustadz Jeje Minta Dai Reformasi Materi Dakwah Keluarga

Sudah seharusnya materi dakwah ketahanan keluarga direformasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ustadz Jeje Minta Dai Reformasi Materi Dakwah Keluarga. Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenuddin.
Foto: Dok Istimewa
Ustadz Jeje Minta Dai Reformasi Materi Dakwah Keluarga. Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenuddin mengatakan, sudah saatnya lembaga dakwah dan para dai mereformasi dan mentransformasi pola dan materi dakwah secara serius dalam bidang pembangunan ketahanan keluarga. 

Kehidupan keluarga dalam Islam, kata dia, jangan sampai jadi bahan dakwah yang remeh-temeh (lucu-lucuan). Apalagi jangan sampai kehidupan keluarga dalam Islam kerap dijadikan alat sosialisasi fikih poligami saja.

Baca Juga

"Maka menurut saya, sudah seharusnya kita mentransformasi dan mereformasi materi dakwah untuk ketahanan keluarga," kata Ustadz Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/9). 

Dia menambahkan, jika pendekatan materi dakwah masih memakai materi-materi lama hal itu akan megesankan membangun keluarga yang Islami itu jika sudah mampu berpoligami atau mempunyai istri lebih dari satu semata. Sementara, prinsip-prinsip suci dan agung dari misi berkeluarga menurut ajaran Islam hanya jadi hiasan normatif dalam khutbah dan ceramah perkawinan semata.

Ia mengungkapkan sebenarnya kerapuhan keluarga Muslim sudah sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya soal tingginya kasus perceraian yang berdampak luas kepada nasib pendidikan dan masa depan anak anak Muslim semata. Tetapi juga telah berdampak pada moral sosial lainnya, seperti meningkatnya anak jalanan, kerusakan moral di kalangan anak anak, narkoba, dan perilaku hidup yang buruk dan tidak sehat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement