REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenuddin mengatakan, sudah saatnya lembaga dakwah dan para dai mereformasi dan mentransformasi pola dan materi dakwah secara serius dalam bidang pembangunan ketahanan keluarga.
Kehidupan keluarga dalam Islam, kata dia, jangan sampai jadi bahan dakwah yang remeh-temeh (lucu-lucuan). Apalagi jangan sampai kehidupan keluarga dalam Islam kerap dijadikan alat sosialisasi fikih poligami saja.
"Maka menurut saya, sudah seharusnya kita mentransformasi dan mereformasi materi dakwah untuk ketahanan keluarga," kata Ustadz Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/9).
Dia menambahkan, jika pendekatan materi dakwah masih memakai materi-materi lama hal itu akan megesankan membangun keluarga yang Islami itu jika sudah mampu berpoligami atau mempunyai istri lebih dari satu semata. Sementara, prinsip-prinsip suci dan agung dari misi berkeluarga menurut ajaran Islam hanya jadi hiasan normatif dalam khutbah dan ceramah perkawinan semata.
Ia mengungkapkan sebenarnya kerapuhan keluarga Muslim sudah sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya soal tingginya kasus perceraian yang berdampak luas kepada nasib pendidikan dan masa depan anak anak Muslim semata. Tetapi juga telah berdampak pada moral sosial lainnya, seperti meningkatnya anak jalanan, kerusakan moral di kalangan anak anak, narkoba, dan perilaku hidup yang buruk dan tidak sehat.