REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Dai-Dai'ah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Ustadzah Nurma Nugraha mengatakan selama Covid-19 metode dakwah BKMT berubah.
"Biasanya kami membahas kitab-kitab, kini kami bahas masalah yang terjadi sehari-hari terutama hikmah di balik ujian Covid-19," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (4/9).
Karena situasi saat ini terasa berat bagi semua orang tak terkecuali yang di beberapa pihak hingga menyebabkan kondisi rumah tangga menjadi bermasalah. Namun, Ustadzah Nurma mengatakan terkait kasus perceraian yang meningkat, sebagai pengurus BKMT DKI Jakarta tidak ada jamaahnya yang bercerai selama Covid-19.
"Meskipun ada perceraian, tetapi bukan di lingkungan taklin dan agamis dengan kondisi mental kuat. Biasanya mereka belum tabah dan terjamah dakwah,"ujar dia.
Ustadzah Nurma selalu mengingatkan perceraian adalah perbuatan halal yang paling dibenci Allah SWT. Perceraian dibolehkan jika dalam kondisi tertentu. Namun, jika penyebabnya karena masalah ekonomi, dengan bercerai belum tentu masalah akan selesai.
Mereka yang mengalami masalah rumah tangga seperti ini, sebaiknya didekatkan dengan agama bisa melalui grup-grup Whatsapp atau lingkungan rumah. Ustadzah Nurma pun melakukan dakwah di grup arisan keluarga, RT, RW, dan pengajian untuk menguatkan anggota grup.
Ceramah pun dilakukan dengan santai dan nyaman sehingga orang-orang yang ikut serta dapat tersentuh. Metode ini juga disebarluaskan ke setiap majelis taklim di bawah BKMT.