Sabtu 05 Sep 2020 05:44 WIB

BKMT Gencarkan Dakwah Terkait Hikmah Ujian Covid-19

Masalah rumah tangga merupakan ujian Covid-19.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
BKMT Gencarkan Dakwah Terkait Hikmah Ujian Covid-19. Ilustrasi
Foto: Abriawan Abhe/Antara
BKMT Gencarkan Dakwah Terkait Hikmah Ujian Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Dewan Dai-Dai'ah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Ustadzah Nurma Nugraha mengatakan selama Covid-19 metode dakwah BKMT berubah.

"Biasanya kami membahas kitab-kitab, kini kami bahas masalah yang terjadi sehari-hari terutama hikmah di balik ujian Covid-19," ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (4/9).

Baca Juga

Karena situasi saat ini terasa berat bagi semua orang tak terkecuali yang di beberapa pihak hingga menyebabkan kondisi rumah tangga menjadi bermasalah. Namun, Ustadzah Nurma mengatakan terkait kasus perceraian yang meningkat, sebagai pengurus BKMT DKI Jakarta tidak ada jamaahnya yang bercerai selama Covid-19.

"Meskipun ada perceraian, tetapi bukan di lingkungan taklin dan agamis dengan kondisi mental kuat. Biasanya mereka belum tabah dan terjamah dakwah,"ujar dia.

Ustadzah Nurma selalu mengingatkan perceraian adalah perbuatan halal yang paling dibenci Allah SWT. Perceraian dibolehkan jika dalam kondisi tertentu. Namun, jika penyebabnya karena masalah ekonomi, dengan bercerai belum tentu masalah akan selesai.

Mereka yang mengalami masalah rumah tangga seperti ini, sebaiknya didekatkan dengan agama bisa melalui grup-grup Whatsapp atau lingkungan rumah. Ustadzah Nurma pun melakukan dakwah di grup arisan keluarga, RT, RW, dan pengajian untuk menguatkan anggota grup.

Ceramah pun dilakukan dengan santai dan nyaman sehingga orang-orang yang ikut serta dapat tersentuh. Metode ini juga disebarluaskan ke setiap majelis taklim di bawah BKMT.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement