Sabtu 05 Sep 2020 03:05 WIB

Kementan: Mau Kurangi Produksi Ayam? Konsekuensinya Impor!

Mengurangi produksi berisiko sebabkan kekurangan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya menjaga stabilisasi supply dan harga livebird (ayam hidup) di tingkat peternak.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya menjaga stabilisasi supply dan harga livebird (ayam hidup) di tingkat peternak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyebut bisa saja menurunkan produksi ayam dalam negeri dalam jumlah signifikan demi mengerek kenaikan harga di tingkat peternak. Namun, perlu dilakukan secara cermat karena sangat berisiko menyebabkan kekurangan pasokan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah mengatakan, situasi surplus saat ini bisa diubah menjadi pas sesuai kebutuhan. Hanya saja, neraca suplai demand yang pas akan rentan terhadap berbagai risiko.

"Kalau saja sedikit saja terjadi seperti wabah demam babi afrika di ayam, bagaimana? Apakah kita harus minta lagi ke negara lain untuk memasukkan (ayam)?" kata Nasrullah dalam Webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Jumat (4/9).

Ia mengatakan, saat ini pemerintah harus bisa mempertahankan kecukupan produksi ayam dalam negeri demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia mengaku, banyak negara-negara di dunia berlomba ingin memasukkan produksi ayamnya ke Indonesia lewat berbagai cara hingga gugatan ke WTO.

"Kalau mau kurangi produksi, ayo kita kurangi. Tapi siapkan kita terima orang lain yang menutupi kekurangannya?" kata dia.  

Namun, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dan menjaga suplai dalam negeri demi menghalau masuknya barang impor. Pihaknya pun meminta ketika terdapat masalah harga di hilir, kementerian yang bersangkutan agar ikut melakukan intervensi.

Sebab, kata dia, Kementerian Pertanian fokus sisi produksi dan memastikan ketersediaan pangan mencukupi. Nasrullah menambahkan, mengatur kelebihan pasokan jauh lebih mudah ketimbang kekurangan pasokan.

Oleh karena itu, ia meminta semua pihak yang terlibat untuk bisa bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan rendahnya harga ayam. "Ini perlu kebersamaan, kuncinya disitu. Jangan saling menyalahkan dan membuat suasana gaduh, beri kami waktu untuk menyelesaikan ini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pada awal pekan ini kalangan asosiasi peternak yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) kembali menggelar aksi demo di Kementan, Jakarta. Aksi demo tersebut sudah yang kesekian kalinya sejak tahun lalu harga ayam mulai mengalami kejatuhan.

Berbagai upaya yang dilakukan Kementan untuk menurunkan produksi ayam tak menjadi solusi permanen. Alhasil, harga ayam kembali jatuh dan Kementan menjadi sasaran aksi para peternak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement