REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki menyambut pertemuan intra-Palestina yang diadakan di bawah kepemimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis. Pertemuan virtual itu membahas cara-cara untuk mencegah rencana aneksasi Israel di wilayah Tepi Barat.
Pertemuan tersebut digelar setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mengumumkan kesepakatan yang diperantarai Amerika Serikat (AS) untuk menormalisasi hubungan pada 13 Agustus, termasuk membuka kedutaan besar di wilayah masing-masing.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan prioritas proses rekonsiliasi semakin besar di tengah insiden itu yang bertujuan mengabaikan perjuangan Palestina dan merusak visi solusi dua negara.
"Turki akan terus mendorong upaya untuk mencapai persatuan dan solidaritas di antara pihak dan entitas Palestina seperti yang dilakukan di masa lalu, dan akan terus memberikan semua dukungan untuk memastikan solusi yang adil dan permanen untuk konflik Israel-Palestina," tambah kementerian.
Otoritas dan faksi-faksi perlawanan Palestina telah mengecam kesepakatan UEA-Israel yang dianggap tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.